Tampilkan postingan dengan label KIMIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KIMIA. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Agustus 2013

Ciri-ciri Reaksi Kimia

Pada   bab sebelumnya kalian telah mempelajari tentang perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan fisika merupakan perubahan suatu materi menjadi materi lain yang tidak menyebabkan terjadinya materi berjenis baru. Adapun perubahan kimia merupakan perubahan materi yang disertai terbentuknya materi baru. Perubahan kimia disebut dengan istilah reaksi kimia.
Reaksi kimia dapat terjadi secara alami, tanpa campur tangan manusia. Hal ini terlihat pada pembentukan stalaktit dan stalakmit di dalam gua yang merupakan timbunan kalsium karbonat yang berasal dari tetesan air tanah selama ribuan dan jutaan tahun.
Reaksi kimia pun dapat kalian lakukan di laboratorium melalui percobaan- percobaan. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kalian dapat mengidentifikasi suatu peristiwa atau percobaan termasuk reaksi kimia atau bukan.

 A.  Pengertian Reaksi Kimia

Gambar 11.1 Contoh-contoh reaksi- reaksi kimia, misaI gambar gelas kimia yang keluar asap karena reaksi kimia
Reaksi kimia terjadi jika antara zat-zat yang bercampur memben­tuk zat baru dengan suatu ikatan kimia. Adanya ikatan kimia menyebabkan zat yang terbentuk memiliki sifat yang jauh berbeda dengan materi pemben-tuknya. Beberapa contoh reaksi kimia yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah pembusukan sampah, terbakarnya kertas, kayu yang terbakar, perkaratan besi karena udara lembap, terurainya air menjadi gas oksigen dan gas hidrogen pada peristiwa elektrolisis, dan sebagainya.
Reaksi kimia merupakan perubahan kimia dari satu bentuk materi menjadi bentuk materi yang lain. Zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, dapat dibedakan menjadi zat-zat yang bereaksi dengan zat- zat hasil reaksi. Zat-zat yang bereaksi disebut juga sebagai pereaksi atau reaktan, sedangkan zat-zat hasil reaksi disebut dengan istilah produk. Zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi dipisahkan oleh tanda anak panah. Penulisan pereaksi dan hasil reaksi yang dipisahkan oleh tanda anak panah tersebut dinamakan dengan persamaan reaksi kimia.

Penulisan Persamaan Reaksi


Dalam penulisan persamaan reaksi kimia, reaktan diletakkan di sebelah kiri anak panah atau di bagian pangkal anak panah, sedangkan produk terletak di sebelah kanan anak panah atau di bagian ujung anak panah. Arah anak panah menunjukkan arah reaksi tersebut berjalan.
Penulisan umum persamaan reaksi:
A + B ->   C + D
reaktan  produk .
Di samping itu persamaan reaksi juga meng­gambarkan massa zat sebelum dan sesudah reaksi juga sama, atau mengikuti hukum kekekalan massa yang akan dibahas lebih lanjut.

Persamaan reaksi kimia juga memberikan informasi dari wujud zat yang bereaksi. Wujud dari masing-masing zat yang bereaksi dan hasil reaksi dituliskan dengan huruf yang diletakkan sejajar di belakang rumus kimia dipisahkan dengan tanda kurung. Zat yang berwujud padat diberi simbol s (s: solid, padat), zat yang berwujud cair dengan simbol I (I: liquid, cairan), zat berwujud gas dengan simbol g (g: gas), sedangkan untuk zat-zat yang terlarut air diberi simbol aq (aq: aqueous solution, zat yang terlarut dalam air).
Misalnya logam besi bereaksi dengan gas oksigen menjadi besi(III) oksida, maka dapat dituliskan dengan kata-kata sebagai berikut.
Besi + gas oksigen Besi(III) oksida Penulisan persamaan kata-kata tersebut secara kimia dapat dituliskan dengan suatu persamaan reaksi. Besi dan gas oksigen bertindak sebagai pereaksi, maka dituliskan di sebelah kiri anak panah. Besi(III) oksida sebagai hasil reaksi dituliskan di sebelah kanan anak panah. Logam besi mempunyai lambang unsur Fe, karena logam besi merupakan unsur yang berbentuk padat, maka perlu diberi keterangan wujud padat (s), gas oksigen mempunyai rumus molekul (02) dan berwujud gas (g), sedangkan besi(III) oksida mempunyai rumus molekul (Fe203) dan berwujud padat (s).
Menurut penulisan kimia reaksi tersebut dapat dituliskan dengan persamaan reaksi: Fe(s) + 02(g) -> Fe203(s)
Beberapa contoh persamaan reaksi dapat dilihat di bawah.
  1. Reaksi peruraian air (H20) H20(/) H2(g) + 02(g)
  2. Reaksi pembentukan garam dapur Na(s) + C\2(g) NaCI(s)
  3. Reaksi pembakaran karbon C(s) + O2(g) -> CO2(g)
  4. Reaksi asam basa HCI(a<7) + NaOH(ac7) -> NaCI(ag) + H20(/)

B.  Ciri-ciri Reaksi Kimia

Berlangsungnya perubahan kimia atau reaksi kimia biasanya ditandai oleh suatu perubahan yang dapat diamati, misalnya dengan terlihatnya perubahan warna karena terjadinya zat yang jenisnya baru, terbentuknya endapan, terjadinya gas, dan adanya perubahan suhu. Berikut ini ciri-ciri terjadinya suatu reaksi kimia disertai contohnya.

1. Timbulnya Gelembung Gas

Gambar 11.4 Timbulnya gelembung merupakan salah satu ciri terjadinya zat yang jenisnya baru
contoh :
Logam besi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen.
Fe(s) + 2HCI (aq) -> FeCI2(aq) + H2(g)
Logam seng + larutan asam klorida, juga menghasilkan gas hidrogen.
Zn(s) + 2HC\(aq) -> ZnCI2(a<?) + H 2{g)

2. Terbentuknya Endapan

Gambar 11.5 Reaksi perak nitrat dengan natrium klorida akan menghasilkan endapan perak klorida yang berwarna putih
Contoh:
Larutan timbal(II) asetat dengan larutan kalium iodida (KI), menghasilkan endapan berwarna kuning.
Pb(CH3COO)2(a<7) + 2KI(a<7) -> Pbl2(s) + 2CH3COOK(a<7)
Larutan perak nitrat dengan natrium klorida, membentuk endapan berwarna putih.
AgN03(3<7) + NaCI(a<7) -» AgCI(s) + NaN03(aq)

3. Terjadinya Perubahan Warna

Gambar 11.6 Larutan asam klorida (HCI) mula-mula jernih berubah menjadi kekuningan setelah direaksikan dengan logam besi
Contoh
Larutan kalium permanganat yang berwarna merah-ungu akan menjadi bening atau merah muda jika ditetesi dengan asam sulfat (H2S04) dan asam oksalat (H2C204).
2KMnO4(aq) + 3H2S04(aq) + 5H2C204(aq) K2S04(ac7) + 2MnS04(a<7) + 8H20(l) + 10CO2(g)
Logam besi dengan larutan asam klorida akan menghasil­kan gas hidrogen dan larutan besi klorida yang berwarna kekuningan.
Fe(s) + HCI(aq) FeCI2(aq) + H 2(g)

4. Terjadinya Perubahan Suhu

Gambar 11.7 Batu gamping menjadi panas ketika ditambah dengan air karena terjadi reaksi kimia
Contoh:
Larutan barium oksida (BaO) dengan amonium klorida (NH4CI), menyebabkan penu­runan suhu.
BaO(aq) + 2NH4CI(a<7) -> BaCI2(a<7) + 2NH3(a<7) + H20 (/)
Kristal kalsium oksida (CaO) dengan air (H20), menyebab­kan kenaikan suhu.
CaO(s) + H20(/)->Ca(0H)2(ag)

C.  Kecepatan/Laju Reaksi

Tentunya kalian pernah melihat anak-anak bermain petasan atau pertunjukan kembang api? Pada waktu Amerika Serikat menyerang Irak, akhir 2003 lalu kita bahkan dapat menyaksikan ledakan senjata-senjata perang, dan aksi- aksi peledakan bom di televisi. Pada reaksi-reaksi dahsyat seperti itu, 1hanya membutuhkan waktu 1/10 detik atau bahkan lebih singkat. Sebaliknya pada reaksi pembentukan minyak bumi dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan membutuhkan waktu berjuta-juta tahun agar terbentuk minyak
Apakah kecepatan reaksi itu? Dalam persamaan reaksi telah kalian ketahui bahwa reaksi berjalan mulai dari reaktan menuju produk. Reaktan terletak di sebelah kiri anak panah atau pangkal anak panah, sedangkan produk terletak di sebelah kanan atau ujung anak panah. Dalam hal ini jika diandaikan reaksi berjalan terus, maka secara logika terlihat bahwa jumlah reaktan akan semakin berkurang, sedangkan produk akan semakin bertambah.
Kecepatan reaksi dapat didefinisikan sebagai kecepatan berkurangnya reaktan tiap satuan waktu. Atau jika ditinjau dari produk kecepatan reaksi dapat didefinisikan sebagai kecepatan bertambahnya produk tiap satuan waktu.
V= Berkurangnya reaktan /Waktu yang dibutuhkan
atau
V= Bertambahnya produk/Waktu yang dibutuhkan

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi

Mengapa makanan seperti daging dan tempe ketika dimasukkan lemari es menjadi lebih awet dibanding jika ditaruh di lemari biasa? Penyimpanan makanan dalam lemari es bertujuan agar reaksi berjalan lambat atau berhenti. Makanan yang diletakkan di dalam lemari es, akan mengalami pelambatan reaksi pembusukan sehingga makanan dapat lebih awet.
Pada umumnya dalam reaksi kimia yang disengaja atau diinginkan, kalian ingin agar cepat membentuk produk. Untuk itu harus dilakukan perlakuan yang dapat mempercepat terjadinya reaksi seperti yang diinginkan. Beberapa perlakuan yang dapat mempengaruhi kecepatan terjadinya produk dinamakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan reaksi. Banyak faktor yang dapat berperan dalam proses antara lain: ukuran materi, suhu, pencernaan makanan dalam pengadukan, tekanan gas,  konsentrasi, dan katalisator. Dalam bab ini akan dibahas beberapa faktor saja seperti ukuran materi, suhu, dan pengadukan, sedangkan untuk faktor yang lainnya akan dipelajari pada pembahasan berikutnya.

1. Pengaruh Ukuran Materi terhadap Kecepatan Reaksi

Dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri, sering dilakukan kegiatan untuk mengatur kecepatan reaksi. Perhatikanlah sekeliling kalian. Setiap orang yang makan pasti dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan. Mengapa hal itu dilakukan? Tujuan pengunyahan dalam sistem pencernaan adalah untuk menghancurkannya secara fisika sehingga selanjutnya sari makanan lebih mudah dan cepat diuraikan secara kimia.
Peristiwa tersebut menggambarkan perbedaan ukuran partikel dari zat yang bereaksi. Semakin kecil ukuran partikel maka reaksi akan berjalan semakin cepat.
Dari berbagai percobaan terlihat bahwa reaksi dari materi yang mempunyai ukuran lebih kecil akan berjalan lebih cepat. Hal tersebut dapat diterangkan, dengan semakin kecil ukuran suatu materi, maka mengandung arti memperluas permukaan sentuh materi tersebut.
Semakin kecil ukuran partikel suatu benda, maka akan semakin banyak jumlah total permukaan benda tersebut (dalam massa yang sama). Oleh karena luas permukaan semakin banyak, maka kemungkinan terjadinya tumbukan antarpermukaan partikel akan semakin sering terjadi.

2. Pengaruh Suhu terhadap Kecepatan Reaksi

Gambar 11.9 Menyimpan makanan dalam lemari es memperlambat proses pembusukan makanan
Pernahkah kalian menggoreng telur? Apa yang terjadi bila  dibandingkan dengan merebus  telur. Mengapa demikian? Minyak bila dipanaskan suhunya akan lebih tinggi dibandingkan air yang mendidih. Hal itu mengakibatkan telur yang digoreng lebih cepat matang bila dibandingkan dengan yang direbus.
Begitu juga dengan reaksi kimia. Reaksi kimia cenderung berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi. Namun kita juga bisa mempercepat reaksi dengan menurunkan suhu, misalnya memperlambat proses pembu­sukan makanan/buah-buahan dengan mendinginkannya di lemari es.

3. Pengaruh Pengadukan terhadap Kecepatan Reaksi

Apakah pengadukan juga mempengaruhi kecepatan reaksi? Jika jawabannya ya, mengapa pengadukan dapat mempercepat reaksi? Pengadukan mempercepat terjadinya reaksi karena mempercepat tumbukan antarpartikel. Tumbukan antarpartikel zat tersebut menyebabkan adanya transfer energi. Transfer energi inilah yang menimbulkan terjadinya reaksi kimia.

Jumat, 08 Februari 2013

Rumus - Rumus Molekul Kimia


 
 
 
 
 
Molekul adalah ikatan dari dua atom atau lebih yang saling bereaksi membentuk ikatan Kimia. Atom sendiri merupakan unsur paling kecil dari sebuah unsur. Molekul sendiri terdiri dari 2 jenis. Yaitu: Molekul Unsur dan Molekul Senyawa. Rumus - rumus molekul Kimia juga dibedakan berdasarkan jenis dari molekul itu sendiri. Kumpulan rumus - rumus Molekul Kimia dibawah ini bisa membantu kita membaca rumus molekul Kimia sebagai tambahan pengetahuan kita.
 
 
RUMUS - RUMUS MOLEKUL KIMIA
 
Alkohol Primer
 
 
 
Oksidasi Lebih lanjut
 
 
 
Alkohol Sekunder
 
 
 
Polipropilen
 
 
 
Disakarida
 
 
 
Asam Amino
 
 
Video rumur struktural molekul kimia
 
 
 
 
 
 
 

Kumpulan Rumus - Rumus Kimia


 
 
 
 
 
 
Kimia merupakan sebuah bidang ilmu pengetahuan alam / sains yang mempelajari tentang materi serta gejala - gejala alam seperti halnya ilmu sains lainnya. Kimia sendiri mempelajari tentang struktur, sifat, perubahan materi, dan juga energi yang menyertai perubahan materi. Kumpulan rumus - rumus Kimia dibawah ini dapat membantu kita mengetahui lebih banyak tentang Kimia.
 
 
KUMPULAN RUMUS - RUMUS KIMIA:
 
Massa Atom Relatif (Ar)
 
 
 
Massa Molekul Relatif (Mr)
 
 
 
Konsep Mol
 
 
 
Waktu Paro
 
 
 
Hubungan Rumus MOlekul (RM) dan Rumus Empiris (RE)
 
 
 
Perbandingan mol (RE)
 
 
 
Berat molekul (RM)
 
 
 
Kadar
 
 
Video rumus Kimia
 
 
 

Minggu, 03 Februari 2013

Apa Itu Hujan Asam?



 
 
 
 
 
Kita mungkin sering mendengar orang membicarakan tentang hujan asam serta bahaya dari hujan asam terhadapa kehidupan mahluk di muka bumi ini. Namun, apakah kita telah sepenuhnya memahami tentang pengertian dari hujan asam itu sendiri? Sebenarnya, apa itu hujan asam? Baca dan pelajari pembahasan tentang apa itu hujan asam di bawah ini supaya kita memahami betul pengertian dari hujan asam.
 
Hujan asam merupakan hujan yang pada setiap tetesnya mengandung pH yang sangat rendah. Bilai nilai pH normal air hujan adalah sekitar 5,6 , maka pada hujan asam ini nilai pH airnya hanya mencapai 2 hingga 3 saja. Hujan asam ini bisa terjadi sebagai akibat dari tingginya kadar gas Sulfur Oksida dan Nitrogen Oksida. Kedua zat tersebut merupakan hasil dari emisi atau buangan kegiatan industri dan kendaraan bermotor. Sejak tahun 1993, para ahli telah mengeluarkan pernyataan bahwa 50% dari keberadaan gas Nitrogen Oksida dan 90% gas Sulfur Oksida yang terdapat di atmosfer dihasilkan oleh aktivitas manusia.
 
Gas - gas hasil emisi pembuangan kegiatan industri dan juga kendaraan bermotor serta aktivitas - aktivitas manusia lainnya, selain bisa menimbulkan pencemaran udara juga larut dalam titik - titik air di awan dan membentuk larutan asam sulfat dan asam nitrat dimana ketika terjadi hujan,  kedua larutan tersebut akan ikut turun bersama air hujan. Inilah dasar mengapa disebut dengan hujan asam.
 
Mengapa hujan asam ini banyak dibicarakan orang? Karena akibat yang ditimbulkan oleh hujan asam ini sangat luar biasa. Berikut ini adalah dampak yang dihasilkan dari terjadinya hujan asam:
 
  • Bisa menyebabkan matinya tumbuhan dan ikan
  • Bisa mengurangi kadar mineral dalam tanah
  • Bisa melarutkan aluminium dari mineral di dalam tanah dan bebatuan
  • Bila bereaksi dengan logam, bisa merusak tiang jembatan, bodi mobil, kapal laut, dan juga struktur bangunan lain yang menggunakan besi / logam
  • Selain merusak bangunana yang memiliki unsur logam, hujan asam ini dapat merusak bangunan - bangunan yang terbuat dari batu kapur



    Video penjelasan tentang hujan asam

     

     

Rumus Kimia Asam


 
 
Asam adalah senyawa kimia yang termasuk dalam golongan elektrolit. Ini berarti bahwa apabila asam dilarutkan ke dalam air maka bisa menghasilkan ion H+ serta ion sisa asam yang memiliki muatan negatif. Dibawah ini adalah beberapa rumus Kimia asam sehingga kita bisa mengetahui lebih dalam tentang senyawa asam Kimia yang sebenarnya sering sekali berhubungan dengan kehidupan kita.
 
RUMUS KIMIA ASAM
 
  • Asam karbonat: H2CO3
  • Asam sulfit: H2SO3
  • Asam Sulfat: H2SO4
  • Asam nitrit: HNO2
  • Asam nitrat: HNO3
  • Asam fosfit: H3PO3
  • Asam fosfat: H3PO4
  • Asam flourida: HF
  • Asam asetat CH3COOH
  • Asam sulfida: H2S
  • Asam formiat: HCOOH
  • Asam stearat: C17H35COOH
  • Asam karbonat: H2CO3
  • Asam bromide: HBr
  • Asam klorida: HCl
  • Asam perklorat: HClO4
  • Asam hidroiodat: HI
  • Asam asetil salisilat: C9H8O4
  • Asam Askorbat: C6H8O6
  • Asam Benzoat: C6H5COOH
  • Asam sianida: HCN
  • Asam fenol: C6H5OH
 
 
Sifat dari senyawa asam kimia diantaranya adalah:
* Bersifat korosif
Dapat merusak benda - benda lian, termasuk logam dan marmer
* Memiliki rasa asam
* Bisa bereaksi dengan logam serta menghasilkan gas hidrogen
Bisa merubah warna dari zat lain
 
 
Sedangkan senyawa asam kimia dalam kehidupan kita sehari - hari bisa kita temukan pada:
Susu ---> asam laktat
Buah jeruk ---> asam sitrat
Tubuh manusia ---> asam klorida pada lambung, asam karbonat & asam fosfat pada darah, dllAtmosfer ---> gas SO2, SO3 
 
 
 
 
Video Lagu rumus Kimia Asam 


Senin, 21 Januari 2013

Sifat Koligatif Larutan

4 macam sifat koligatif larutan:
o Penurunan tekanan uap
o Kenaikan titik didih larutan
o Penurunan titik beku larutan
o Tekanan osmotik

I. PENURUNAN TEKANAN UAP (ΔP)
Keterangan :
ΔP : penurunan tekanan uap
Po : tekanan uap jenuh pelarut
P : tekanan uap jenuh larutan
Xp : fraksi mol pelarut
Xt : fraksi mol terlarut

Penting!!
Jika zat pelarut atau terlarut merupakan elektrolit maka ditambahkan faktor Van’t Hoff (i) pada rumus fraksi mol (mol zat elektrolit (pelarut atau terlarut) dikali i)

Keterangan :
α : derajat ionisasi → elektrolit kuat α = 1
n : jumlah ion
cnth: Al2(SO4)3 → n = 5
H2SO4 → n = 3

II. KENAIKAN TITIK DIDIH (ΔTb)
Keterangan :
ΔTb : kenaikan titik didih
Kb : konstanta kenaikan titik didih molal pelarut
m : molalitas zat terlarut
Tb air = 100oC
i : faktor Van’t Hoff

III. PENURUNAN TITIK BEKU (ΔTf)

Keterangan :
ΔTf : penurunan titik beku
Kf : konstanta penurunan titik beku molal pelarut
m : molalitas zat terlarut
Tf air = 0oC
i : faktor Van’t Hoff

IV. TEKANAN OSMOTIK (∏)
Keterangan :
M : molaritas larutan (M)
R : 0,082
T : suhu (K)

Struktur Atom & SPU

Anda telah mengetahui beberapa unsur dalam kehidupan sehari-hari. Unsur dapat mengalami perubahan materi yaitu perubahan kimia. Ternyata perubahan kimia ini disebabkan oleh partikel terkecil dari unsur tersebut. Partikel terkecil inilah yang kemudian dikenal sebagai atom.

Seandainya Anda memotong satu butir beras menjadi dua bagian, kemudian dipotong lagi menjadi dua bagian dan seterusnya hingga tidak dapat lagi. Bagian terkecil yang tidak dapat lagi, inilah awal mulanya berkembangnya konsep atom.

Konsep atom itu dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh eksperimen yang meyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberapa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat. Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911) dan disempurnakan oleh Bohr (1914).

Hasil eksperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel tersebut di dalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom disebut model atom. Marilah kita pelajari satu persatu masing-masing konsep/model atom tersebut.

1. Model Atom Dalton
John Dalton mengemukakan hipotesa tentang atom berdasarkan hukum kekekalan massa (Lavoisier) dan hukum perbandingan tetap (Proust). Teori yang diusulkan Dalton:

a. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
b. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
c. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
d. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti peluru pada tolak peluru. Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat menghantarkan listrik, padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya daya hantar listrik.

2. Model Atom Thomson

Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson, eksperimen yang dilakukannya tabung sinar kotoda. Hasil eksperimennya menyatakan ada partikel bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron. Thomson mengusulkan model atom seperti roti kismis atau kue onde-onde. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga atom bersifat netral. Kelemahan model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

3. Model Atom Rutherford
Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng tipis dengan partikel alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di dalam atom terdapat susunansusunan partikel bermuatan positif dan negatif.

Hipotesa dari Rutherford adalah atom yang tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom. Model atom Rutherford seperti tata surya.

Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama - kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.

Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang terjadi? Benar. Lama kelamaan putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena putarannya lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut. Karena Rutherford adalah telah dikenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit.

4. Model Atom Niels Bohr
Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan percobaannya menganalisa spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis. Hipotesis Bohr adalah:

a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang.

Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi.

Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron. Kelemahan model atom ini adalah: tidak dapat menjelaskan spekrum warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna dari model atom Bohr.

Rumus Kimia

Rumus kimia adalah rumus yang menyatakan lambang atom dan jumlah atom unsur yang menyusun senyawa. Rumus kimia disebut juga rumus molekul, karena penggambaran yang nyata dari jenis dan jumlah atom unsur penyusun senyawa yang bersangkutan.

Berbagai bentuk rumus kimia sebagai berikut:

1. Rumus kimia untuk molekul unsur monoatomik.

Rumus kimia ini merupakan lambang atom unsur itu sendiri.

Contoh : Fe, Cu, He, Ne, Hg.

2. Rumus kimia untuk molekul unsur diatomik.

Rumus kimia ini merupakan penggabungan dua atom unsur yang sejenis dan saling berikatan.

Contoh : H2, O2, N2, Cl2, Br2, I2.

3. Rumus kimia untuk molekul unsur poliatomik.

Rumus kimia ini merupakan penggabungan lebih dari dua atom unsur yang sejenis dan saling berikatan.

Contoh : O3, S8, P4.

4. Rumus kimia untuk molekul senyawa ion

Merupakan rumus kimia yang dibentuk dari penggabungan antar atom yang bermuatan listrik, yaitu ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Ion positif terbentuk karena terjadinya pelepasan elektron (Na+, K+, Mg2+), sedangkan ion negatif terbentuk karena penangkapan elektron (Cl-, S2-, SO42-).

Penulisan rumus kimia senyawa ion sebagai berikut.

-Penulisan diawali dengan ion positif (kation) diikuti ion negatif (anion).

-Pada kation dan anion diberi indeks, sehingga didapatkan senyawa yang bersifat netral (jumlah muatan (+) = jumlah muatan (-)).

-Bentuk umum penulisannya sebagai berikut.

Contoh :
Na+ dengan Cl- membentuk NaCl.
Mg2+ dengan Br- membentuk MgBr2.
Fe2+ dengan SO42- membentuk FeSO4.

5. Rumus kimia untuk senyawa biner nonlogam dengan nonlogam.

Penulisan rumus kimia ini berdasarkan kecenderungan atom yang bermuatan positif diletakkan di depan, sedangkan kecenderungan atom bermuatan negatif diletakkan di belakang menurut urutan atom berikut ini.

B – Si – C – S – As – P- N – H – S – I – Br – Cl – O – F

Contoh : CO2, H2O, NH3.

6. Rumus kimia /rumus molekul senyawa organik.

Rumus ini juga menunjukkan jenis dan jumlah atom penyusun senyawa organik yang berdasarkan gugus fungsi masing – masing senyawa.

Contoh :

CH3COOH : asam asetat

CH4 : metana (alkana)

C2H5OH : etanol (alkohol)

7. Rumus kimia untuk senyawa anhidrat.

Anhidrat merupakan sebutan dari garam tanpa air kristal (kehilangan molekul air kristalnya) atau H2O.

Contoh :

CaCl2 anhidrous atau CaCl2.2H2O.

CuSO4 anhidrous atau CuSO4.5H2O.

8. Rumus kimia untuk senyawa kompleks.

Penulisan rumus senyawa dan ion kompleks ditulis dalam kurung siku [...].

Contoh :

Na2[MnCl4]

[Cu(H2O)4](NO3)2

K4[Fe(CN)6]

RUMUS EMPIRIS

Rumus empiris merupakan rumus kimia yang menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana (bilangan bulat terkecil) dari atom – atom penyusun senyawa.

Contoh :

C12H22O11 (gula)

CH2O (glukosa)

C2H6O (alkohol)

CHO2 (asam oksalat)

RUMUS STRUKTUR

Rumus struktur merupakan rumus kimia yang menggambarkan posisi atau kedudukan atom dan jenis ikatan antar atom pada molekul.

Rumus struktur secara singkat dituliskan :

CH3CH3

CH3COOH

RUMUS BANGUN/BENTUK MOLEKUL

Adalah rumus kimia yang menggambarkan kedudukan atom secara geometri/ tiga dimensi dari suatu molekul.

Sistim Periodik Unsur


Sistem Periodik UnsurPada abad ke-19 para ahli kimia mulai dapat menghitung massa atom secara akurat. Adanya kesamaan sifat yang ditemukan pada beberapa unsur menarik perhatian para ahli kimia untuk mulai mengelompokannya.

A. PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK
Usaha pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kesamaan sifat dilakukan agar unsur-unsur tersebut mudah dipelajari.

1. Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner mempelajari sifat-sifat beberapa unsur yang sudah diketahui pada saat itu. Dobereiner melihat adanya kemiripan sifat di antara beberapa unsur, lalu mengelompokkan unsur-unsur tersebut menurut kemiripan sifatnya. Ternyata tiap kelompok terdiri dari tiga unsur sehingga disebut triade. Apabila unsur-unsur dalam satu triade disusun berdasarkan kesamaan sifatnya dan diurutkan massa atomnya, maka unsur kedua merupakan rata-rata dari sifat dan massa atom dari unsur pertama dan ketiga.

2. Teori Oktaf Newland
Pada tahun 1864, John Alexander Reina Newland menyusun daftar unsur yang jumlahnya lebih banyak. Susunan Newland menunjukkan bahwa apabila unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, maka unsur pertama mempunyai kemiripan sifat dengan unsur kedelapan, unsur kedua sifatnya mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Penemuan Newland ini dinyatakan sebagai Hukum Oktaf Newland.

Pada saat daftar Oktaf Newland disusun, unsur-unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) belum ditemukan. Gas Mulia ditemukan oleh Rayleigh dan Ramsay pada tahun 1894. Unsur gas mulia yang pertama ditemukan ialah gas argon. Hukum Oktaf Newland hanya berlaku untuk unsur-unsur dengan massa atom yang rendah.

3. Sistem Periodik Mendeleev
Pada tahun 1869, tabel sistem periodik mulai disusun. Tabel sistem periodik ini merupakan hasil karya dua ilmuwan, Dmitri Ivanovich Mendeleev dari Rusia dan Julius Lothar Meyer dari Jerman. Mereka berkarya secara terpisah dan menghasilkan tabel yang serupa pada waktu yang hampir bersamaan. Mendeleev menyajikan hasil kerjanya pada Himpunan Kimia Rusia pada awal tahun 1869, dan tabel periodik Meyer baru muncul pada bulan Desember 1869.

Mendeleev yang pertama kali mengemukakan tabel sistem periodik, maka ia dianggap sebagai penemu tabel sistem periodik yang sering disebut juga sebagai sistem periodik unsur pendek. Sistem periodik Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifat. Sistem periodik Mendeleev pertama kali diterbitkan dalam jurnal ilmiah Annalen der Chemie pada tahun 1871.

Hal penting yang terdapat dalam sistem periodik Mendeleev antara lain sebagai berikut:
a. dua unsur yang berdekatan, massa atom relatifnya mempunyai selisih paling kurang dua atau satu satuan;
b. terdapat kotak kosong untuk unsur yang belum ditemukan, seperti 44, 68, 72, dan 100;
c. dapat meramalkan sifat unsur yang belum dikenal seperti ekasilikon;
d. dapat mengoreksi kesalahan pengukuran massa atom relatif beberapa unsur, contohnya Cr = 52,0 bukan 43,3.

a. Kelebihan sistem periodik Mendeleev
1) Sifat kimia dan fisika unsur dalam satu golongan mirip dan berubah secara teratur.
2) Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan nomor golongannya.
3) Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan pada saat itu dan telah mempunyai tempat yang kosong.

b. Kekurangan sistem periodik Mendeleev
1) Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan.
2) Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, contoh : Te (128) sebelum I (127).
3) Selisih massa unsur yang berurutan tidak selalu 2, tetapi berkisar antara 1 dan 4 sehingga sukar meramalkan massa unsur yang belum diketahui secara tepat.
4) Valensi unsur yang lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya.
5) Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari unsur yang lain tidak dijelaskan.

4. Sistem Periodik Modern
Pada tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa urutan unsur dalam tabel periodik sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur. Moseley berhasil menemukan kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev, yaitu ada unsur yang terbalik letaknya. Penempatan Telurium dan Iodin yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atom.

Telurium mempunyai nomor atom 52 dan iodin mempunyai nomor atom 53. Sistem periodik modern bisa dikatakan sebagai penyempurnaan sistem periodik Mendeleev. Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem periodik bentuk panjang, disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Dalam sistem periodik modern terdapat lajur mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang disebut golongan.

Jumlah periode dalam sistem periodik ada 7 dan diberi tanda dengan angka:
• Periode 1 disebut sebagai periode sangat pendek dan berisi 2 unsur
• Periode 2 disebut sebagai periode pendek dan berisi 8 unsur
• Periode 3 disebut sebagai periode pendek dan berisi 8 unsur
• Periode 4 disebut sebagai periode panjang dan berisi 18 unsur
• Periode 5 disebut sebagai periode panjang dan berisi 18 unsur
• Periode 6 disebut sebagai periode sangat panjang dan berisi 32 unsur, pada periode ini terdapat unsur Lantanida yaitu unsur nomor 58 sampai nomor 71 dan diletakkan pada bagian bawah
• Periode 7 disebut sebagai periode belum lengkap karena mungkin akan bertambah lagi jumlah unsur yang menempatinya, sampai saat ini berisi 24 unsur. Pada periode ini terdapat deretan unsur yang disebut Aktinida, yaitu unsur bernomor 90 sampai nomor 103 dan diletakkan pada bagian bawah.

Jumlah golongan dalam sistem periodik ada 8 dan ditandai dengan angka Romawi. Ada dua golongan besar, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Golongan B terletak antara golongan IIA dan golongan IIIA.

Nama-nama golongan pada unsur golongan A
• Golongan IA disebut golongan alkali
• Golongan IIA disebut golongan alkali tanah
• Golongan IIIA disebut golonga boron
• Golongan IVA disebut golongan karbon
• Golongan VA disebut golongan nitrogen
• Golongan VIA disebut golongan oksigen
• Golongan VIIA disebut golongan halogen
• Golongan VIIIA disebut golongan gas mulia

Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur lantanida. Pada periode 7 juga berlaku hal yang sama dan disebut unsur-unsur aktinida. Kedua seri unsur ini disebut unsur-unsur transisi dalam.

Unsur-unsur lantanida dan aktinida termasuk golongan IIIB, dimasukkan dalam satu
golongan karena mempunyai sifat yang sangat mirip.

B. SIFAT LOGAM

Sifat yang dimiliki oleh unsur sangat banyak. Pada bahasan ini, kita hanya akan membahas beberapa sifat dari unsur. Berdasarkan sifat kelogamannya, secara umum unsur dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu unsur logam, unsur non logam, dan unsur metaloid (semi logam).

Logam banyak kita jumpai di sekitar kita, contohnya besi, aluminium, tembaga, perak, emas, dan lain-lain. Pada umumnya logam mempunyai sifat fisis, antara lain:
1. penghantar panas yang baik;
2. penghantar listrik yang baik;
3. permukaan logam mengkilap;
4. dapat ditempa menjadi lempeng tipis;
5. dapat meregang jika ditarik.

Kemampuan logam untuk meregang apabila ditarik disebut duktilitas. Kemampuan logam meregang dan menghantarkan listrik dimanfaatkan untuk membuat kawat atau kabel. Kemampuan logam berubah bentuk jika ditempa disebut maleabilitas. Kemampuan logam berubah bentuk jika ditempa dimanfaatka untuk membuat berbagai macam jenis barang, misalnya golok, pisau, cangkul, dan lain-lain. Sifat-sifat di atas tidak dimiliki oleh unsur-unsur bukan logam (non logam).

Jika dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur logam cenderung melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan unsur-unsur non logam cenderung menangkap elektron (memiliki energi ionisasi yang besar).

Dengan demikian, dapat dilihat kecenderungan sifat logam dalam sistem periodik, yaitu dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin besar dan dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin kecil. Jika kita lihat pada tabel periodik unsurnya, unsur-unsur logam berletak pada bagian kiri, sedangkan unsur-unsur non logam terletak di bagian kanan (lihat tabel periodik unsur).

Pada tabel periodik, batas antara unsur-unsur logam dan non logam sering digambarkan dengan tangga diagonal yang bergaris tebal. Unsur-unsur di daerah perbatasan mempunyai sifat ganda. Misalnya logam berilium (Be) dan aluminium (Al), logam-logam tersebut memiliki beberapa sifat bukan logam, dan biasa disebut unsur amfoter. Adapun logam yang berada di sebelahnya (dalam tabel periodik) yaitu Boron (B) dan Silikon (Si) merupakan unsur non logam yang memilki beberapa sifat logam, dan disebut unsur metaloid.

Struktur Atom

Anda telah mengetahui beberapa unsur dalam kehidupan sehari-hari. Unsur dapat mengalami perubahan materi yaitu perubahan kimia. Ternyata perubahan kimia ini disebabkan oleh partikel terkecil dari unsur tersebut. Partikel terkecil inilah yang kemudian dikenal sebagai atom.

Seandainya Anda memotong satu butir beras menjadi dua bagian, kemudian dipotong lagi menjadi dua bagian dan seterusnya hingga tidak dapat lagi. Bagian terkecil yang tidak dapat lagi, inilah awal mulanya berkembangnya konsep atom.

Konsep atom itu dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh eksperimen yang meyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberapa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat. Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911) dan disempurnakan oleh Bohr (1914).

Hasil eksperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel tersebut di dalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom disebut model atom. Marilah kita pelajari satu persatu masing-masing konsep/model atom tersebut.

1. Model Atom Dalton
John Dalton mengemukakan hipotesa tentang atom berdasarkan hukum kekekalan massa (Lavoisier) dan hukum perbandingan tetap (Proust). Teori yang diusulkan Dalton:

a. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
b. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
c. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
d. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti peluru pada tolak peluru. Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat menghantarkan listrik, padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya daya hantar listrik.

2. Model Atom Thomson

Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson, eksperimen yang dilakukannya tabung sinar kotoda. Hasil eksperimennya menyatakan ada partikel bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron. Thomson mengusulkan model atom seperti roti kismis atau kue onde-onde. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga atom bersifat netral. Kelemahan model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

3. Model Atom Rutherford
Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng tipis dengan partikel alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di dalam atom terdapat susunansusunan partikel bermuatan positif dan negatif.

Hipotesa dari Rutherford adalah atom yang tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom. Model atom Rutherford seperti tata surya.

Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama - kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.

Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang terjadi? Benar. Lama kelamaan putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena putarannya lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut. Karena Rutherford adalah telah dikenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit.

4. Model Atom Niels Bohr
Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan percobaannya menganalisa spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis. Hipotesis Bohr adalah:

a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang.

Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi.

Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron. Kelemahan model atom ini adalah: tidak dapat menjelaskan spekrum warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna dari model atom Bohr.

Senin, 14 Januari 2013

Asam,basa dan garam

Tahukah kamu bahwa sebagian besar bahan makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari bersifat asam, basa, atau garam? Pernahkah kamu makan semangkuk baso atau soto yang telah diberi cuka? Bagaimanakah rasanya? Apakah cuka tersebut tergolong larutan asam? Apa ciri-ciri larutan yang bersifat asam, basa, atau garam? Bagaimana cara menguji suatu larutan itu tergolong asam, basa atau garam? Mari kita pelajari bersama.

Bagaimana rasa permen vitamin C atau kuah bakso yang diberi cuka? Tentu kamu akan menjawab rasanya masam. Pernahkah kamu mencicipi garam? Bagaimana rasanya? Bagaimanakah rasa jamu? Rasanya pahit atau manis? Rasa pahit merupakan salah satu sifat zat yang bersifat basa.

Memang, sejak zaman dahulu asam, basa, dan garam sudah dikenal, karena banyak bahan makanan atau minuman yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari bersifat asam, basa atau garam. Coba kamu sebutkan contoh bahan makanan atau minuman yang bersifat asam. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.

Apakah sifat asam, basa, dan garam itu? Coba kamu perhatikan larutan pembersih porselin atau keramik. Apa yang terjadi jika larutan pembersih tersebut terkena lantai keramik? Coba kamu simpulkan sifat-sifat asam!

Pernahkah kamu mencuci dengan deterjen atau sabun? Apa yang kamu rasakan pada tanganmu itu? Apakah licin dan terasa panas? Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat kaustik (licin), selain itu basa juga bersifat alkali (bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian).

Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya. Namun, kita dilarang mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi karena cara tersebut bukan merupakan cara yang aman. Bagaimanakah cara mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan aman? Kamu dapat mengenali asam dan basa dengan menggunakan indikator. Indikator yaitu suatu bahan yang dapat bereaksi dengan asam, basa, atau garam sehingga akan menimbulkan perubahan warna.


1. Asam
Kamu sudah mengetahui jika asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air akan melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Tahukah kamu perbedaan antara ion, kation, dan anion? Ion adalah atom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun anion adalah ion yang bermuatan listrik negatif.

Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara asam dengan logam bersifat korosif. Contohnya, logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) klorida (FeCl2).

Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu asam organik dan asam anorganik. Tahukah kamu apa bedanya? Asam organik umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif. Karena sifat-sifatnya itulah, maka asam-asam anorganik banyak digunakan di berbagai kebutuhan manusia.

2. Basa (Hidroksida)
Jika kamu mencuci tangan dengan sabun, apa yang kamu rasakan pada tanganmu? Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat kaustik. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag (antacid) dan sabun serta deterjen mengandung basa.

Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH. Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida.

3. Garam
Jika mendengar kata ”garam”, pastilah yang terbayang pada benakmu adalah garam dapur. Garam dapur memang merupakan salah satu contoh garam. Dalam kehidupan sehari-hari pernahkah kamu melihat orang yang sakit perut (maag dan sejenisnya)? Tahukah kamu mengapa orang yang sakit maag minum obat sakit maag atau antacid? Apakah antacid itu?

Orang mengalami sakit perut disebabkan asam lambung yang meningkat. Untuk menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid mengandung basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl). Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa cenderung bereaksi membentuk zat baru. Bila larutan asam direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion OH- dari basa membentuk molekul air disebut reaksi penetralan.

Apakah terjadi reaksi antara ion negatif dari asam dan ion positif logam dari basa? Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila garam yang terbentuk ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar larut dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi, reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa garam.

Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan basa penyusunnya netral, disebut garam normal, contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam dan disebut garam asam, contohnya adalah NH4 Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa. Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH, Ca(OH)2 termasuk basa kuat.

4. Larutan Asam, Basa, dan Garam Bersifat Elektrolit
Pernahkah kamu mlihat seseorang mencari ikan dengan menggunakan ”setrum” atau aliran listrik yang berasal dari aki? Apa yang terjadi setelah beberapa saat ujung alat yang telah dialiri arus listrik itu dicelupkan ke dalam air sungai? Ternyata ikan yang berada di sekitar ujung alat itu terkena aliran listrik dan pingsan atau mati.

Apakah air dapat menghantarkan listrik? Sebenarnya air murni adalah penghantar listrik yang buruk. Akan tetapi bila dilarutkan asam, basa, atau garam ke dalam air maka larutan ini dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang larut dalam air dan dapat membentuk suatu larutan yang menghantarkan arus listrik dinamakan larutan elektrolit. Contohnya adalah larutan garam dapur dan larutan asam klorida. Zat yang tidak menghantarkan arus listrik dinamakan larutan nonelektrolit. Contohnya adalah larutan gula dan larutan urea.

Untuk mengetahui suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik atau tidak, dapat diuji dengan alat penguji elektrolit. Alat penguji elektrolit sederhana terdiri dari dua elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan dilengkapi dengan lampu, serta bejana yang berisi larutan yang akan diuji. Mari kita lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui apakah asam, basa, dan garam dapat menghantarkan arrus listrik.