Tampilkan postingan dengan label Biologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Biologi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Agustus 2013

Kepadatan Populasi Manusia

Berapakah jumlah keluarga kalian? Ada yang sedikit dan ada juga yang banyak, bukan? Coba perhatikan kehidupan antara keluarga yang kecil dan besar tersebut, dilihat dari kebutuhan hidupnya. Tentunya semakin banyak anggota keluarga kebutuhan seperti pangan, papan, dan lain sebagainya juga semakin banyak. Begitu juga dengan semakin bertambahnya penduduk di Indonesia ini, maka kebutuhan hidupnya juga meningkat dan berpengaruh terhadap lingkungan.
Setelah belajar bab ini kalian akan dapat mempediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.

A.  Manusia dalam Lingkungan Hidupnya

Manusia mampu mengubah suatu ekosistem, tanah tandus yang gersang dapat disulap menjadi tanah pertanian yang subur oleh manusia. Sebaliknya, tanah yang subur dapat menjadi tandus juga akibat ulah manusia. Usaha manusia yang bertujuan untuk menyejahterakan manusia, juga berdampak merugikan kehidupan manusia itu sendiri.
Dampak limbah industri, hasil teknologi manusia, menghasilkan limbah buangan yang mengganggu atau meracuni lingkungan hidup manusia. Lingkungan alami dapat tercemar oleh zat buangan (limbah) pabrik. Hadirnya pencemar (penyebab pencemaran) limbah ini akan mengakibatkan terjadinya pencemaran (polusi). Pencemaran air akibat ulah manusia, misalnya limbah rumah tangga, juga akan menyebabkan kesehatan manusia menurun kualitasnya. Hal ini akibat manusia mengonsumsi air tercemar sehingga dapat menderita sakit. Pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor mengganggu kesehatan manusia, contohnya manusia akan sesak napas dan mata terasa pedih.
Pencemaran tanah akan berakibat juga pada pencemaran air resapan (sumur). Apa akibatnya jika air sumur tercemar? Apa pula yang terjadi pada tumbuhan apabila menerima air tercemar? Pencemaran lingkungan hidup akibat ulah manusia akan berakibat negatif kepada kesehatan manusia itu sendiri maupun makhluk hidup lainnya.

B. Kependudukan

Masyarakat sebagai kumpulan manusia (populasi) berinteraksi dengan populasi makhluk hidup yang lain. Bagaimana keadaan populasi manusia sebagai penduduk yang mendiami tempat tertentu dan dalam rentang waktu tertentu?
Jumlah penduduk di suatu wilayah dari waktu ke waktu disebut dinamika penduduk. Untuk menghitung dinamika penduduk, perhatikan rumus berikut.
DP = (N + I) – (M + E)
Dengan
DP - dinamika penduduk
N = natalitas (kelahiran)
I imigrasi (masuk atau orang baru)
M = mortalitas (kematian)
E - emigrasi (keluaratau pindah penduduk)
Jumlah penduduk di suatu wilayah ditentukan oleh kelahiran, kematian, penduduk baru, dan penduduk pindah

1.   Kelahiran (Natalitas)

Kelahiran bayi akan menambah jumlah penduduk. Pertambahan jumlah bayi dalam tiap tahun dinyatakan sebagai angka kelahiran (natalitas).
N =-(Jumlah bayi lahir dalam 1 tahun/      Jumlah penduduk dalam tahun tersebut)  x 1.000
Apabila angka kelahiran lebih dari 30, maka angka kelahirannya tinggi dan kurang dari 30 angka kelahirannya rendah.

2.   Kematian (Mortalitas)

Kematian penduduk akan mengurangi jumlah penduduk. Kematian penduduk dapat dinyatakan dengan angka kematian (mortalitas).
M =  Jumlah kematian dalam 1 tahun /Jumlah penduduk dalam tahun tersebut)  x 1.000
Apabila angka kematian lebih dari 18, maka angka kematiannya tinggi dan lebih kecil dari 18 angka kematiannya rendah.

3. Penduduk Baru (Remigrasi dan Imigrasi)

Penduduk yang baru atau yang masuk dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:
  1. Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk ke negeri atau tempat asalnya.
  2. Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri.

4. Penduduk Pindah (Urbanisasi, Transmigrasi, dan Emigrasi)

Penduduk yang pindah atau yang keluar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
  1. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
  2. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari penduduk yang padat ke pulau yang kurang padat dalam suatu negara.
  3. Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri.

C.  Kepadatan Penduduk

Jumlah anggota populasi manusia dalam suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu disebut kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk di suatu wilayah tertentu dapat dihitung dengan rumus berikut.
Kepadatan penduduk (orang/km2) = Jumlah penduduk (orang)/  Luas wilayah (km2)
Kepadatan penduduk (KP) dipengaruhi oleh dinamika penduduk (DP). Dinamika penduduk yang mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk disebut pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali sehingga melebihi daya dukung alamnya menyebabkan terjadi ledakan penduduk. Penyebaran penduduk di Indonesia ternyata tidak merata. Pulau Jawa menduduki ranking pertama dalam kepadatan penduduk di Indonesia.
Ternyata pertambahan penduduk yang sangat pesat mempunyai akibat samping berupa permasalahan-permasalahan penduduk. Beberapa aspek permasalahan tersebut, yaitu:

1. Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan menyangkut kemakmuran penduduk. Hal ini dapat diartikan keperluan penduduk telah tercukupi, minimal dalam pangan, sandang, dan perumahan, juga tidak dilupakan pendidikannya. Keterbatasan lahan pertanian dapat ditingkatkan produksinya dengan pengolahan secara intensif dan ekstensif. Pengolahan tanah secara intensif dengan melaksanakan panca usaha tani.
Pengolahan secara ekstensif dengan bantuan alat teknologi bermesin di dalam penduduk yang padat dan lahan yang terbatas, justru akan menambah pengangguran. Kepadatan penduduk akan menambah kebutuhan akan pangan dan sandang serta perumahan.

2.  Kesehatan dan Keamanan

Penduduk yang sangat padat, ditambah dengan penghasilan yang rendah, akan berdampak tidak ter­cukupinya kebutuhan pangan dalam keluarganya. Di samping berdampak terjadinya kekurangan pangan, terlebih pangan yang bergizi. Keadaan ini akan berakibat pada timbulnya gangguan kesehatan. Lebih jauh, karena pada hakikatnya manusia itu ingin hidup
yang enak, dengan jalan pintas tentu akan terjadi gangguan keamanan, misalnya penipuan, pencurian, dan yang sejenisnya.

3. Ekonomi

Penduduk yang sangat padat dengan tingkat ekonomi yang rendah akan dapat mengakibatkan eksploitasi lingkungan secara tidak bertanggung jawab. Penebangan pohon di hutan secara liar akan berdampak terjadinya hutan gundul, erosi, dan bahaya banjir. Dampak urbanisasi pendatag yang tingkat ekonomi rendah dapat mengakibatkan perumahan kumuh, gubuk liar, dan lingkungan yang kumuh di perkotaan.
Info : Thomas Robert Malthus me­nyatakan bahwa pertambahan penduduk mengikuti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, dan seterusnya), sedangkan per­tambahan pangan mengikuti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan seterusnya).

4. Lingkungan Hidup

Kepadatan penduduk dapat mengakibatkan sempitnya lahan yang berpengaruh terhadap kebutuhan air bersih dan udara bersih. Keterbatasan lahan dengan penduduk padat menimbulkan pencemaran air dan udara. Lingkungan hidup yang kumuh berakibat mengganggu pemandangan dan potensial untuk timbulnya gangguan kesehatan. Di pedesaan berkurangnya lahan pertanian akan berakibat turunnya produksi pangan.

1.   Usaha Penurunan Jumlah dan Penyebaran Penduduk

a.     Pencanangan dan pelaksanaan KB Keluarga Berencana (KB) untuk menekan angka
kelahiran. Di samping itu, usaha ini dapat mencegah peningkatan jumlah penduduk. Program KB dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
b.    Pelaksanaan program Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
Program Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) juga dikenal program Catur Warga, cukup 2 anak, putra-putri sama saja. Program ini mempunyai banyak keuntungan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan keluarga, kesejahteraan keluarga, kesehatan jasmani dan rohani, mutu gizi keluarga, dan kasih sayang kepada anak.
c.     Pelaksanaan program transmigrasi Program transmigrasi yaitu pemindahan
penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang kurang padat penduduknya. Program ini sekaligus sebagai upaya untuk pemerataan/ penyebaran penduduk.

2. Usaha Mengatasi Permasalahan Akibat Terjadi Kepadatan Penduduk

  • Penciptaan lapangan kerja baru melalui pendirian pabrik-pabrik, intensifikasi, dan ekstensifikasi lahan pertanian di luar Pulau Jawa. Usaha ini sekaligus sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia dan kesejahteraannya.
  • Penganekaragaman pangan dan sandang serta program cinta produksi dalam negeri. Hal ini banyak menyerap tenaga kerja.
  • Penggalakan program pariwisata bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Peluang ini akan menyerap banyak tenaga kerja.

Pengelolaan Lingkungan

Manusia ingin selalu meningkatkan kesejahteraannya. Sejalan dengan itu, maka bermunculan pabrik-pabrik yang mengolah hasil alam menjadi bahan pangan dan sandang. Kalian tentunya tahu bahwa dengan munculnya pabrik-pabrik tersebut juga menghasilkan asap dan limbah buangan yang dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Zat yang mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup inilah yang disebut pencemar(polutan).
Apakah yang kalian rasakan jika kebetulan berhenti pada saat lampu merah di perempatan jalan yang penuh dengan kendaraan bermotor? Tahukah kalian bahwa asap tersebut mengandung gas yang membahayakan bagi kesehatan kalian? Ternyata pemenuhan kebutuhan manusia menimbulkan pencemaran yang merugikan manusia itu sendiri. Meskipun pemenuhan kebutuhan manusia tercukupi dengan menggunakan kemajuan teknologi. Namun akibat sampingnya dapat merugikan manusia itu sendiri apabila tanpa penanganan yang benar. Setelah mempelajari bab ini kalian dapat mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan

A. Pencemaran Udara

Manusia memerlukan lingkungan yang bersih dan sehat, serta nyaman. Di samping itu, terbebas dari bahan pencemar, jika mungkin lingkungan dirasakan nyaman dan indah. Asap kendaraan bermotor dan asap cerobong pabrik merupakan bahan pencemaran udara dan mengandung karbon monoksida, hidrokarbon, nitrogen oksida, dan sulfur oksida.

1. Bahan Pencemar Udara

Bahan pencemar udara dapat berupa:

a.     Karbon monoksida

Karbon monoksida menyebabkan pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah terganggu, sehingga mengakibatkan kepala pusing, mata berkunang- kunang, dan koordinasi otot menurun.

b.     Hidrokarbon

Hidrokarbon bereaksi dengan nitrogen oksida dan di bawah pengaruh sinar matahari membentuk smog, yaitu gas yang jika mengenai mata menyebabkan rasa pedih.

c.     Sulfur oksida

Sulfur oksida dapat menyebabkan terjadinya batuk, bronkitis, dan penyempitan saluran pernapasan (bronkioli). Sulfur oksida bereaksi dengan uap air di udara dapat mengakibatkan hujan asam. Hujan asam menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

d.     Nitrogen oksida

Nitrogen oksida bersama dengan hidrokarbon di bawah pengaruh sinar matahari membentuk smog, di samping itu juga dapat sebagai penyebab penyakit kanker.

e.     Chlorofluorocarbon (CFC)

Gas ini berasal dari gas buangan lemari es, AC, parfum, dan hairspray. Gas ini bereaksi dengan ozon di lapisan atas atmosfer, sehingga mengakibatkan lapisan ozon berlubang. Akibatnya sinar ultraviolet penyebab kanker kulit manusia dapat sampai di permukaan bumi.

f.     Debu

Debu dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan dan mata. Debu mengandung partikel timah yang dapat meracuni darah. Debu yang mengandung partikel besi dapat menyebabkan pembengkakan paru-paru. Timah sebagai bahan pencemar juga terkandung dalam asap kendaraan bermotor.

2. Akibat Pencemaran Udara

Pencemaran udara dapat mengakibatkan kerugian pada makhluk hidup ataupun gangguan kesehatan pada manusia.

a.     Hujan asam

Pencemaran berupa gas sulfur oksida yang bereaksi dengan uap air di udara akan menimbulkan hujan asam. Asam tersebut bersama dengan air hujan akan jatuh ke bumi sebagai hujan asam yang dapat mengakibatkan:
1)    Kerusakan atau kematian tanaman dan hewan.
2)    Merusak bangunan, khususnya yang terbuat dari kayu dan besi.

b.     Kerusakan lapisan ozon

Ozon (03 = bentuk oksigen yang tidak stabil) akan berubah menjadi oksigen (02) jika bereaksi dengan CFC yang berasal dari gas buangan peralatan rumah tangga (AC, lemari es, parfum, dan hairspray). Akibat hal ini akan merusak lapisan ozon yang ada di atas atmosfer bumi, sehingga terjadi lubang ozon. Sinar ultraviolet akan melalui lubang ozon sampai permukaan bumi yang potensial sebagai penyebab penyakit kanker pada manusia.
c.    Pemanasan global
Efek rumah kaca (pemanasan global) akan meningkatkan panas bumi. Pemanasan global ini akibat pencemar yang berupa gas karbon dioksida (C02). Gas ini berasal dari asap pabrik, asap kendaraan bermotor, hasil kebakaran hutan, dan pembakaran sampah. Gas karbon dioksida (C02) akan naik ke atmosfer dan menghalangi pemancaran panas dari bumi, sehingga panas memantul kembali ke bumi, sehingga terjadi kenaikan panas bumi. Akibat pemanasan global ini akan mengakibatkan bahaya kekeringan yang hebat, yang berdampak negatif terhadap kehidupan manusia.

B. Pencemaran Air

Pencemaran air erat kaitannya dengan pencemaran tanah. Air menjadi bagian yang penting bagi kehidupan semua makhluk hidup, terlebih bagi kehidupan manusia. Jika air sungai tercemar, maka
makhluk hidup dalam air tersebut terganggu, bahkan dapat mengalami kematian.
Bahan pencemar air dapat diklasifikasikan menjadi sampah rumah tangga dan pabrik, limbah cair rumah tangga dan pabrik, asam belerang (H2S), dan amoniak (NH,).

1. Pencemaran Air Sungai

Indikator pencemaran air sungai dapat dilihat langsung dari perubahan warna air dan bau yang tidak enak. Selain itu banyak bahan pencemar yang tidak dapat langsung diamati, tetapi akibatnya menimbulkan bahaya penyakit. Penyebaran bibit penyakit, seperti tipus, kolera, dan disentri melalui media air kotor. Limbah pabrik yang dibuang ke sungai tanpa melalui pengolahan terlebih dulu, akan membahayakan kehidupan makhluk yang berada di sungai/sekitarnya.

2. Pencemaran Air Pantai

Pabrik yang didirikan dekat pantai, demikian pula perumahan dekat pantai akan menjadi penyebab pencemaran air pantai. Limbah pabrik dan rumah tangga dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup di pantai. Terlebih lagi jika terjadi tumpahan minyak tanah akibat kecelakaan kapal pengangkut minyak tanah

3. Pencemaran Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di tanah permukaan. Air tanah ini pada umumnya sebagai sumber air minum, untuk memasak, dan mencuci. Air tanah ini berasal dari rembesan air di permukaan tanah. Jika air di tanah permukaan tercemar oleh bahan pencemar dari limbah pabrik atau rumah tangga, tentu juga mencemari air tanah. Pembuatan septik tank yang tidak memenuhi standar akan potensial sebagai pencemar air tanah.

C. Pencemaran Tanah

Penggunaan pestisida yang berlebihan untuk membunuh hama tanaman di daratan akan membunuh bakteri tanah. Apabila bakteri tersebut sebagai bakteri pengurai, maka penyediaan humus akan berkurang. Sampah rumah tangga ternyata sebagai bahan pencemar tanah yang tergolong besar jumlahnya. Limbah rumah tangga misalnya air sabun dapat menyebabkan cacing mati, sehingga tanah menjadi tidak subur

D. Pencemaran Lain

Pencemaran yang tidak dapat dikelompokkan dalam pencemaran udara, air, dan tanah adalah pencemaran yang diakibatkan oleh:
  1. Kebisingan suara: menyebabkan istirahat terganggu.
  2. Radiasi dari bahan radioaktif: sebagai penyebab penyakit kanker.

E.   Usaha Mengatasi Pencemaran

Kesadaran masyarakat, termasuk kalian untuk menjaga lingkungan hidup yang bersih dan sehat, perlu kita realisasikan bersama. Usaha kita bersama untuk mengatasi pencemaran lingkungan hidup antara lain:
  1. Pembuangan sampah di tempat yang telah ditentukan, untuk mencegah penyebaran penyakit.
  2. Penanaman pohon perindang di tepi jalan dan kawasan pabrik untuk mengurangi bahan pencemar asap pabrik dan kendaraan bermotor.
  3. Penyediaan sarana kebersihan umum di tempat keramaian, untuk menghindari penyebaran penyakit.
  4. Pengolahan limbah buangan pabrik, agar tidak mencemari airsungai dan airtanah.
  5. Penempatan pabrik di tempat yang jauh dari lingkungan perumahan penduduk.
  6. Pencegahan kebakaran hutan dan menghindari pembakaran sampah di sembarang tempat.
  7. Usahakan lingkungan perumahan tertata rapi dan indah, bebas dari pencemaran.
  8. Pembuatan peraturan yang memadai untuk pemanfaatan bahan radioaktif, untuk menghindari risiko yang negatif.
  9. Menanam tanaman yang dapat menyerap racun, misalnya lidah mertua, dan lain-lain.
Mengurangi penggunaan bahan-bahan rumah tangga.

Sistem Ekskresi pada Manusia


Gambar 1.1Ginjal
Gambar 1.1
Ginjal
Coba kamu perhatikan gambar ginjal di atas . Ginjal merupakan salah satu contoh organ penyusun sistem ekskresi manusia. Selain ginjal, masih ada organ tubuh lainnya yang menyusun sistem ekskresi manusia. Organ apa sajakah itu? Apa fungsi dari organ-organ tersebut? Kelainan apa saja yang dapat terjadi pada organ-organ tersebut? Kamu akan menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut setelah mempelajari bab ini.
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi bagi tubuh organisme.
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kamu dapat mendeskripsikan bentuk organ penyusun sistem eksresi pada manusia, menyebutkan fungsinya, mendeksripsikan contoh kelainan dan penyakit pada sistem eksresi serta upaya mengatasinya, dan menyadari pentingnya menjaga kesehatan organ sistem ekskresi.
Tahukah kamu bagaimana zat sisa ini dikeluarkan dari tubuhmu? Zat sisa ini dikeluarkan dari tubuh melalui alat ekskresi. Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi bagi tubuh organisme. Untuk lebih mengetahui tentang alat ekskresi pada manusia, coba kamu cermati uraian berikut.

A. Alat Ekskresi pada Manusia

Alat ekskresi dalam sistem ekskresi manusia antara lain: hati, paru-paru, kulit, ginjal, dan usus besar. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolisme yang berbeda, kecuali air yang dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi.
Setelah mempelajari subbab ini, diharapkan kamu dapat mendeskripsikan bentuk organ penyusun sistem eksresi pada manusia dan fungsinya. Untuk itu, ayo cermati setiap uraiannya.

1. Hati

Hati atau hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma.
Gambar 1.2 Hati dan empedu
Gambar 1.2 Hati dan empedu
Hati memiliki beberapa fungsi, antara lain:
  1. Menetralisir racun sehingga tidak membahayakan tubuh, kemudian racun ini dikeluarkan melalui urine.
  2.  Mengubah glukosa menjadi glikogen untuk mengatur kadar gula dalam darah.
  3. Sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan warna empedu dan urine. Setiap hari, hati menghasilkan empedu mencapai % liter.
  4. Tempat sintesis beberapa zat. Hati menghasilkan enzim arginase yang mengubah arginin menjadi ornifin dan urea. Ornifin yang terbentuk dapat meningkatkan NH3 dan CO2 yang bersifat racun.
  5.  Hati menghasilkan empedu yang berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu disimpan di dalam kantung empedu dan merupakan cairan hijau serta berasa pahit. Empedu mengandung kolesterol, garam empedu, garam mineral, dan pigmen bilirubin dan biliverdin. Empedu ini berfungsi untuk mencerna lemak agar mudah diserap tubuh, membantu daya absorpsi lemak di usus, mengaktifkan enzim lipase, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
  6.  Hati merombak sel-sel darah merah yang sudah tua. Hemoglobin dalam darah tersebut dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin dipakai kembali untuk menghasilkan sel darah merah yang baru. Sedangkan, heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat warna empedu ini mengalami oksidasi di dalam usus menjadi urobilin yang memberi warna kekuningan pada feses dan urine.

2. Paru-Paru

Gambar 1.3 Paru-paru
Paru-paru merupakan salah satu organ ekskresi dalam tubuh. Manusia memiliki sepasang paru-paru, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru tersebut memiliki fungsi utama sebagai alat pernapasan yang berhubungan erat dengan sistem ekskresi. Dengan bernapas, kamu mengambil O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 dan H2O.
Sisa metabolisme di jaringan berupa karbon dioksida dan air diangkut oleh darah ke paru-paru untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus. Di alveolus banyak pembuluh kapiler yang memiliki selapis sel sehingga proses tersebut dapat berjalan dengan baik.

3. Kulit

Kulit merupakan salah satu alat ekskresi yang diperlukan tubuh untuk mengeluarkan air, garam, dan urea dari dalam tubuh berupa keringat. Ekskresi melalui kulit sangat berhubungan dengan suhu dan kegiatan yang kamu lakukan.
Gambar 1.4 Struktur kulit
Gambar 1.4 Struktur kulit
Bagian yang berfungsi sebagai alat ekskresi adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang terletak di lapisan dermis. Kulit manusia terdiri atas dua bagian, yaitu epidermis dan dermis.

a.    Epidermis

Epidermis terdiri atas dua lapisan, yaitu stratum korneum (lapisan tanduk) dan lapisan malpighi. Stratum korneum merupakan lapisan kulit mati yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Sedangkan, lapisan malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan germinativum.
Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, menggantikan lapisan sel-sel pada stratum korneum. Lapisan malpighi dapat memberi warna pada kulit karena mengandung pigmen melanin. Jika pigmen melanin terlalu banyak, warna kulit seseorang menjadi gelap.

b.    Dermis

Pada bagian dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menjadi aktif saat suhu panas. Hal ini menyebabkan keringat keluar ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan ini mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun. Sebaliknya, pada saat suhu lingkungan rendah (dingin), kelenjar keringat tidak aktif dan pembuluh kapiler di kulit menyempit.
Pada kondisi seperti ini, darah tidak membuang air dan sisa metabolisme yang menyebabkan penguapan sangat berkurang. Hal ini menyebabkan suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kedinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotalamus.
Di bawah dermis sebenarnya terdapat jaringan ikat bawah kulit yang memiliki batas yang tidak jelas. Di lapisan ini terdapat lemak yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Lemak berfungsi untuk menahan panas tubuh dan melindungi tubuh bagian dalam terhadap benturan luar.

4. Ginjal

Gambar 1.1Ginjal
Gambar 1.1
Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada manusia. Ginjal berfungsi untuk mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen, seperti urea, dan ammonia. Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, seperti vitamin C yang terlalu banyak dalam tubuh, mempertahankan tekanan osmosis ekstraseluler, dan mempertahankan keseimbangan asam dan basa.

a. Struktur Ginjal

Ginjal manusia memiliki panjang sekitar 10 cm dan bentuk seperti kacang merah, berjumlah sepasang, dan terletak di sebelah kiri dan kanan tulang belakang. Tipe ginjal manusia adalah metanefros yang tidak bersegmen dan memiliki glomerulus yang banyak. Ginjal terdiri atas kulit ginjal, sumsum ginjal, dan rongga ginjal.
1)    Kulit ginjal (korteks)
Pada kulit ginjal banyak terdapat badan malpighi yang berjumlah ± 1 juta. Badan malpighi terdiri atas glomerulus.
2)    Sumsum ginjal (medula)
Sumsum ginjal berupa badan-badan yang berbentuk kerucut dan banyak mengandung saluran yang mengumpulkan urine yang disebut tubulus kontortus.
3) Rongga ginjal (pelvis renalis)
Di rongga ini bermuara saluran pengumpul. Dari rongga tersebut, urine keluar dari saluran ureter menuju vesika urinaria (kandung kemih). Dari kandung kemih, urine keluar tubuh melalui saluran uretra.

b. Pembentukan Urine di Ginjal

Proses pembentukan urine di dalam ginjal melalui tiga tahapan sebagai berikut:
1)    Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi darah terjadi di glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium sehingga memudahkan proses penyaringan. Selain itu, di glomerulus juga terjadi pengikatan sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma agar tidak ikut dikeluarkan.
Hasil proses infiltrasi ini berupa urine primer (filtrate glomerulus) yang komposisinya mirip dengan darah, tetapi tidak mengandung protein. Di dalam urine primer dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, ion-ion, dan garam-garam lainnya.
2)    Reabsorpsi (penyerapan kembali)
Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Proses ini terjadi setelah urine primer hasil proses infiltrasi mengalir dalam pembuluh (tubulus) proksimal.
Bahan-bahan yang diserap dalam proses reabsorpsi ini adalah bahan-bahan yang masih berguna, antara lain glukosa, asam amino, dan sejumlah besar ion-ion anorganik. Selain itu, air yang terdapat dalam urine primer juga mengalami reabsorpsi melalui proses osmosis, sedangkan reabsorpsi bahan-bahan lainnya berlangsung secara transpor aktif.
Proses penyerapan air juga terjadi di dalam tubulus distal. Kemudian, bahan-bahan yang telah diserap kembali oleh tubulus proksimal dikembalikan ke dalam darah melalui pembuluh kapiler yang ada di sekeliling tubulus. Proses reabsorpsi ini juga terjadi di lengkung Henle, khususnya ion natrium.
Hasil proses reabsorpsi adalah urine sekunder yang memiliki komposisi zat-zat penyusun yang sangat berbeda dengan urine primer. Dalam urine sekunder tidak ditemukan zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh dan kadar urine meningkat dibandingkan di dalam urine primer.
3) Augmentasi (Penambahan)
Urine sekunder selanjutnya masuk ke tubulus kontortus distal dan saluran pengumpul. Di dalam saluran ini terjadi proses penambahan zat-zat sisa yang tidak bermanfaat bagi tubuh. Kemudian, urine yang sesungguhnya masuk ke kandung kemih (vesika urinaria) melalui ureter. Selanjutnya, urine tersebut akan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Urine mengandung urea, asam urine, amonia, dan sisa-sisa pembongkaran protein. Selain itu, mengandung zat-zat yang berlebihan dalam darah, seperti vitamin C, obat-obatan, dan hormon serta garam-garam.

B. Kelainan atau Penyakit pada Sistem Ekskresi

Kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi bermacam-macam, antara lain adalah sebagai berikut.

1.    Albuminuria

Albuminuria adalah kelainan pada ginjal karena terdapat albumin dan protein di dalam urine. Hal ini merupakan suatu gejala kerusakan alat filtrasi pada ginjal. Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyebab albuminuria di antaranya adalah kekurangan protein, penyakit ginjal, dan penyakit hati.

2.    Diabetes Melitus

Diabetes melitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Hal ini disebabkan karena proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah meningkat. Ginjal tidak mampu menyerap seluruh glukosa tersebut. Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama urine.
Diabetes melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik agar penderitanya dapat merasa nyaman dan sehat, serta dapat mencegah terjadinya komplikasi. Upaya untuk mengendalikan diabetes melitus di antaranya adalah:
  1. Periksakan ke dokter sesuai jadwal/secara rutin.
  2.   Minum obat sesuai petunjuk dokter.
  3.  Mengatur diet.
  4. Olahraga secara teratur.
  5. Melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala.

3. Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus adalah suatu kelainan pada sistem ekskresi karena kekurangan hormon antidiuretik. Kelainan ini dapat menyebabkan rasa haus yang berlebihan serta pengeluaran urine menjadi banyak dan sangat encer.
Diabetes insipidus terjadi akibat penurunan pembentukan hormon antidiuretik, yaitu hormon yang secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak. Diabetes insipidus juga bisa terjadi jika kadar hormon antidiuretik normal, tetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal terhadap hormon ini (keadaan ini disebut diabetes insipidus nefrogenik). Penyebab lain terjadinya diabetes insipidus adalah:
  • Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan.
  • Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak).
  • Tumor.
  • Sarkoidosis atau tuberkulosis.
  • Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak.
  •  Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis.
  •  Histiositosis X (penyakit Hand-Schuller-Christian).
Diabetes insipidus dapat diobati dengan mengatasi penyebabnya. Vasopresin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) dapat diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal. Tetapi harus hati-hati, karena jika terlalu banyak mengkonsumsi obat ini dapat menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan, dan gangguan lainnya. Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri.
Diabetes insipidus juga dapat dikendalikan oleh obat-obatan yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik, seperti klorpropamid, karbamazepin, klofibrat, dan berbagai diuretik (tiazid). Tetapi, obat-obat ini tidak mungkin meringankan gejala secara total pada diabetes insipidus yang berat.

4.    Nefritis

Nefritis adalah penyakit pada ginjal karena kerusakan pada glomerulus yang disebabkan oleh infeksi kuman. Penyakit ini dapat menyebabkan uremia (urea dan asam urin masuk kembali ke darah) sehingga kemampuan penyerapan air terganggu. Akibatnya terjadi penimbunan air pada kaki atau sering disebut oedema (kaki penderita membengkak).
Gejala ini lebih sering nampak terjadi pada masa kanak-kanak dan dewasa dibandingkan pada orang-orang setengah baya. Penderita biasanya mengeluh tentang rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit punggung, dan udema (bengkak) pada bagian muka biasanya sekitar mata (kelopak), mual, dan muntah-muntah. Sulit buang air kecil dan air seni menjadi keruh.

5.    Batu Ginjal

Batu ginjal adalah penyakit yang terjadi karena adanya batu di dalam ginjal. Batu tersebut merupakan senyawa kalsium dan penumpukan asam urat. Terbentuknya batu bisa terjadi karena urine jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena urine kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batu ginjal tersusun oleh kalsium. Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 cm atau lebih. Batu ini dapat mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis.
Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu. Jika batu telah terbuang, tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera.
Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 cm atau kurang seringkali dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.
Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam ureter bagian bawah dapat diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.
Batu asam urat, kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat). Tetapi, batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar dapat menyebabkan penyumbatan sehingga perlu diangkat melalui pembedahan.

6.    Poliuria dan Oligouria

Poliuria adalah gangguan pada ginjal, dimana urine dikeluarkan sangat banyak dan encer. Sedangkan, oligouria adalah urine yang dihasilkan sangat sedikit.

7.    Anuria

Anuria adalah kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat urine. Hal ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus. Akibatnya, proses filtrasi tidak dapat dilakukan dan tidak ada urine yang dihasilkan.
Sebagai akibat terjadinya anuria, maka akan timbul gangguan keseimbangan di dalam tubuh. Misalnya, penumpukan cairan, elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme tubuh yang seharusnya keluar bersama urine. Keadaan inilah yang akan memberikan gambaran klinis daripada anuria.
Tindakan pencegahan anuria sangat penting untuk dilakukan. Misalnya, pada keadaan yang memungkinkan terjadinya anuria tinggi, pemberian cairan untuk tubuh harus selalu diusahakan sebelum anuria terjadi.

8.    Jerawat

Jerawat adalah suatu kondisi kulit dimana terjadi penyumbatan kelenjar minyak pada kulit disertai infeksi dan peradangan. Biasanya terjadi pada usia remaja karena peningkatan hormon. Jerawat dapat timbul di wajah, dada, ataupun punggung.
Banyak cara untuk mengatasi jerawat dan beragam obat ditawarkan untuk mengatasi gangguan kulit yang satu ini. Untuk mengatasi jerawat, kamu perlu tidur cukup, minimal 7 jam sehari, perbanyak mengkonsumsi buah dan sayur. Selain itu, kurangi atau kalau bisa hindari memakan makanan bertepung, mengandung gula, cokelat, dan kacang.

9.    Eksim

Eksim adalah kelainan pada kulit karena kulit menjadi kering, kemerah-merahan, gatal, dan bersisik. Umumnya,
gejala eksim yang terlihat adalah pembengkakan dan rasa gatal pada kulit.
Penyebab eksim di antaranya adalah:
a)    Alergi pada sabun, krim lotion, salep, atau logam tertentu.
b)    Kelelahan.
c)    Stres.
Secara umum, eksim memang tidak berbahaya, dalam arti tidak menyebabkan kematian dan tidak menular. Namun, eksim dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Oleh karena itu, eksim perlu diobati dengan cara-cara sebagai berikut:
a)    Jangan berganti-ganti sabun mandi. Gunakan sabun mandi yang lembut, tidak terlalu berbusa, dan tidak menghilangkan minyak alami tubuh.
b)    Gunakan air bersih untuk mandi.
c)    Gosok tubuh dengan handuk yang lembut dan bersih segera setelah mandi hingga permukaan kulit benar-benar kering.
d)    Rajin mencuci tangan dengan sabun lalu bilas dan keringkan.

10. Gangren

Gangren adalah kelainan pada kulit karena kematian sel-sel jaringan tubuh. Hal ini disebabkan oleh suplai darah yang buruk untuk bagian tubuh tertentu. Suplai darah yang buruk dapat disebabkan oleh penekanan pada pembuluh darah (misalnya, balutan yang terlalu ketat). Terkadang, gangren disebabkan oleh cedera langsung (gangren traumatik) atau infeksi.

C.Rangkuman

  •   Alat ekskresi dalam sistem ekskresi manusia, antara lain: hati, paru-paru, kulit, ginjal, dan usus besar.
  • Hati atau hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma.
  •  Dengan bernafas, kita telah melakukan ekskresi untuk mengeluarkan CO2 dan H2O.
  • Kulit merupakan salah satu alat ekskresi yang diperlukan tubuh untuk mengeluarkan air, garam, dan urea dari dalam tubuh.
  • Ginjal berfungsi untuk mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen, seperti urea dan ammonia.
  • Proses pembentukan urine di dalam ginjal melalui tiga tahapan, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.
  •  Fungsi utama usus besar adalah mengatur kadar air sisa makanan.
  •   Beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat rusaknya sistem ekskresi pada manusia adalah albuminuria, diabetes melitus, diabetes insipidus, nefritis, batu ginjal, poliuria dan oligouria, anuria, jerawat, eksim, dan gangren.

Sistem Reproduksi pada Manusia

Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak untuk mempertahankan jenisnya. Oleh karena itu, manusia juga berkembang biak untuk mempertahankan jenisnya.
Laki-laki yang sudah mengalami pubertas akan menghasilkan spermatozoa. Sedangkan, perempuan yang sudah mengalami pubertas akan menghasilkan ovum. Pertemuan antara sperma dan ovum akan menghasilkan zigot. Untuk lebih mengetahui tentang sistem reproduksi pada manusia, mari cermati uraian berikut.

A. Alat Reproduksi Manusia

Manusia termasuk makhluk dioseus (berumah dua), artinya satu individu hanya memiliki satu jenis alat reproduksi, yaitu laki-laki atau perempuan. Alat reproduksi manusia atau alat kelamin dibagi menjadi dua, yaitu alat kelamin pria dan alat kelamin wanita. Alat kelamin pria dan wanita ini terdiri atas alat kelamin dalam dan luar.

1. Alat Kelamin Pria

Alat kelamin pria berfungsi menghasilkan spermatozoa. Alat kelamin pria dibagi menjadi dua bagian, yaitu alat kelamin dalam dan luar.
Gambar 2.2 Alat kelamin pria
Gambar 2.2 Alat kelamin pria

a. Alat Kelamin Dalam

Alat kelamin dalam yang dimiliki pria terdiri atas testis, saluran reproduksi, dan kelenjar kelamin.
1) Testis
Testis adalah organ kelamin pria yang berfungsi menghasilkan spermatozoa dan hormon testosteron. Testis berjumlah sepasang, berbentuk bulat telur, dan terdapat pada skrotum.
Pada testis terdapat pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus. Pada dinding tubulus seminiferus terdapat spermatogonium yang diploid. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel interstisiil yang mensekresi hormon testosteron. Selain itu, terdapat sel-sel berukuran besar yang disebut sel sertoli yang berfungsi menyediakan makanan bagi spermatozoa.
2)    Saluran reproduksi
Saluran reproduksi pada pria terdiri atas duktus epididimis dan vas deferens. Duktus epididimis adalah organ kecil seperti tabung sempit yang sangat panjang dan berliku-liku, melekat di belakang testis. Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan sperma lebih lanjut dan tempat penyimpanan sperma sementara.
Dari epididimis, sperma masuk ke dalam saluran vas deferens menuju vesikula seminalis (kantung sperma). Vas deferens adalah sebuah saluran dari bagian bawah epididimis yang mengarah ke atas, kemudian melingkar dan salah satu ujungnya berakhir pada kelenjar prostat. Saluran vas deferens bersatu membentuk duktus ejakularotius pendek yang berakhir di uretra. Kemudian, uretra dan duktus ejakularotius berakhir di ujung penis.
3)    Kelenjar kelamin
Pada pria terdapat tiga kelenjar yang dapat menunjang kehidupan sperma. Kelenjar-kelenjar ini adalah vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper (bulbu-uretral).
a)    Vesikula seminalis
Vesikula seminalis adalah kantung sperma berupa dua buah kelenjar tubulus yang terletak di kanan dan kiri di belakang kandung kemih. Vesikula seminalis mengeluarkan cairan berwarna jernih dan kental, mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berfungsi sebagai persediaan makanan bagi sperma.
b)    Kelenjar prostat
Kelenjar prostat memiliki ukuran kira-kira sebesar buah kenari besar, terletak di bawah kandung kemih mengelilingi uretra. Kelenjar prostat mengeluarkan cairan yang encer seperti susu dan bersifat alkalis atau basa untuk menyeimbangkan keasaman vagina.
c)    Kelenjar cowper
Kelenjar cowper yang disebut juga kelenjar bulbuuretral memiliki bentuk kecil, berjumlah sepasang, dan terletak di sepanjang uretra. Kelenjar ini menghasilkan cairan yang kental untuk membersihkan uretra dari residu urine. Setelah uretra bersih, barulah sperma (semen) dikeluarkan. Uretra merupakan saluran di dalam penis yang berfungsi sebagai saluran urine dan semen.

b. Alat Kelamin Luar

Alat kelamin luar pria berupa penis dan skrotum. Penis adalah organ yang berfungsi untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah penyimpanan sperma dari alat kelamin jantan (pria) ke alat kelamin betina (wanita). Penis terdiri atas jaringan seperti busa dan memanjang dari glans penis (kepala penis). Jika terdapat rangsangan, jaringan ini akan terisi darah sehingga penis menegang yang disebut ereksi.
Skrotum adalah sebuah struktur berupa kantung yang terdiri atas kulit tanpa lemak subkutan, dan berisi sedikit saluran otot. Di dalam skrotum terdapat testis yang berfungsi menghasilkan sperma.

2. Alat Kelamin Wanita

Alat kelamin wanita menghasilkan ovum. Alat kelamin wanita ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.
Gambar 2.3 Alat kelamin wanita
Gambar 2.3 Alat kelamin wanita

a.    Alat Kelamin Luar

Alat kelamin luar pada wanita dikenal sebagai vulva, yang terdiri atas:
uterus
ovarium mulut rahim (serviks)
1)    Mons veneris, yaitu sebuah bantalan lemak yang terletak di depan simfisis pubis.
2)    Labia mayora (bibir besar) adalah dua lipatan tebal yang membentuk sisi vulva. Labia minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil dari kulit di antara bagian atas labia mayora.
3)    Klitoris adalah sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan penis laki-laki.
4)    Kelenjar vestibularis mayor (bartholini) terletak tepat di belakang labia mayora, di setiap sisi kelenjar ini mengeluarkan lendir dan salurannya keluar antara himen dan labia minora. Himen dikenal sebagai selaput dara, yang merupakan selaput dari membran tipis, di tengahnya terdapat lubang tempat keluarnya darah menstruasi.

b.    Alat Kelamin Dalam

Alat kelamin dalam wanita terdiri atas vagina, uterus, oviduk, dan ovarium.
1)    Vagina
Vagina adalah tabung berotot yang dilapisi membran dari jaringan epitel dan dialiri pembuluh darah. Panjang vagina adalah dari vestibula sampai serviks (mulut rahim). Vagina berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma dan berguna dalam proses kelahiran bayi.
2)    Uterus (rahim)
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis antara rektum dan kandung kencing. Di dalam uterus terdapat otot yang disebut miometrium dan selaput lendir yang melapisi bagian dalamnya yang disebut endometrium. Sebagian besar permukaan luar uterus ditutupi oleh peritorium.
Di bagian bawah, uterus menyatu dengan vagina dan bagian atasnya menyatu dengan tuba fallopi. Uterus berfungsi sebagai tempat janin menempel, tumbuh, dan berkembang sampai proses kelahiran.
3)    Oviduk (tuba fallopi)
Tuba fallopi disebut juga saluran telur, terdapat di sebelah kiri dan kanan bagian atas uterus. Panjangnya kira-kira 10 cm dan di bagian ujung dekat uterus menyempit. Pada bagian ujung tuba fallopi terdapat fimbriae (umbai), yang berfungsi menangkap sel telur saat ovulasi. Salah satu fimbriae menempel ke ovarium. Tuba fallopi berfungsi untuk mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus.
4)    Ovarium
Ovarium adalah organ yang berfungsi menghasilkan ovum. Ovarium memiliki bentuk seperti biji buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus, di bawah tuba fallopi. Ovarium berisi sejumlah besar ovum yang belum matang, yang disebut oosit primer atau folikel.
Setiap bulan, wanita mengalami pematangan sel folikel menjadi folikel de Graaf. Sel telur yang sudah matang (folikel de Graaf) akan terlepas dari folikel. Kejadian ini disebut ovulasi. Ovarium juga menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.

B. Gametogenesis

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet pada suatu individu. Gametogenesis dibagi menjadi dua macam, yaitu spermatogenis dan oogenesis. Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma. Sedangkan, oogenesis adalah pembentukan sel telur (ovum).
Gambar 2.4 Ovum
Pada saat gametogenesis berlangsung, terjadi pembelahan secara meiosis untuk mengurangi jumlah kromosom menjadi setengah dari kromosom induknya (n). Jika ovum dan sperma bersatu akan membentuk zigot yang memiliki kromosom 2n.
Gambar 2.4 Ovum
Gambar 2.4 Ovum

1. Spermatogenesis

Spermatogenesis terjadi di dalam testis, yaitu di bagian tubulus seminiferus. Di setiap satu bagian tubulus terjadi beberapa tahapan yang berlangsung secara berurutan. Sperma yang dihasilkan di tubulus seminiferus adalah sperma muda yang memiliki banyak sitoplasma. Proses pendewasaannya terjadi di epididimis. Sperma ini dipelihara oleh sel sertoli.
Spermatogenesis dimulai dari pertumbuhan spermatogonium menjadi spermatosit primer. Sel-sel ini membelah secara mitosis menjadi dua spermatosit sekunder. Kemudian, spermatosit membelah secara meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar. Spermatid merupakan gamet muda dan memiliki banyak protoplasma.
Setelah mengalami diferensiasi yang rumit, spermatid berubah menjadi sperma yang fungsional. Nukleus mengecil menjadi kepala sperma dan sebagian besar sitoplasma dibuang. Hal ini dilakukan agar sperma mudah bergerak. Sperma ini mengandung enzim yang memiliki peranan penting untuk menembus membran sel telur (ovum).
Spermatogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon, seperti Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), dan hormon testosteron.

a.    FSH (Follicle Stimulating Hormone)

FSH dihasilkan oleh hipofisa anterior. Hormon ini berfungsi memacu pertumbuhan sperma. Pada wanita, FSH berfungsi memacu pertumbuhan sel telur.

b.    LH (Lutenizing Hormone)

LH dihasilkan oleh hipofisa anterior. Hormon ini berfungsi merangsang sel-sel interstitial (sel leydig) untuk mensekresi hormon testosteron. Pada wanita, sel ini berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi.

c.    Hormon Testosteron

Hormon testosteron (androgen) dihasilkan oleh testis. Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio dan mendorong spermatogenesis. Selain itu, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder, seperti tumbuh bulu dan kumis, dan dada menjadi bidang.

2. Oogenesis

Setelah memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami menstruasi. Hal ini menandakan alat reproduksinya mulai berfungsi. Oosit primer yang terbentuk melakukan pembelahan secara meiosis menghasilkan oosit sekunder dan satu badan polar. Kemudian, oosit sekunder membelah kembali menjadi ootid dan satu sel badan polar kedua. Sedangkan, badan polar I membelah menjadi dua badan polar. Menjelang terjadinya peleburan inti sel telur dan sperma, ootid berkembang menjadi ovum. Ketiga badan polar yang menempel pada ovum mengalami degenerasi. Jadi, oogenesis menghasilkan satu sel ovum dan tiga badan polar.

C. Menstruasi

Sekarang, bagaimana terjadinya menstruasi? Setelah sel telur matang akan terjadi ovulasi. Ovum akan ditangkap fimbriae infundi-bulum. Apabila sel telur dibuahi, maka akan terjadi kehamilan. Tetapi, apabila tidak terjadi pembuahan, akan terjadi menstruasi. Menstruasi terjadi setiap bulan dan membentuk siklus menstruasi yang lamanya kira-kira 28 hari. 14 hari persiapan untuk ovulasi dan 14 hari persiapan endometrium untuk menerima ovum yang sudah dibuahi.
Gambar 2.6 Siklus menstruasi
Gambar 2.6 Siklus menstruasi
Pada akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin (FSH-RH) untuk merangsang hipofisi anterior mengeluarkan FSH (Follicle Stimulating Hormone). Pada awal siklus berikutnya, pada hari ke-14, folikel akan melanjutkan perkembangannya (oogenesis) yang dipengaruhi hormon FSH. Setelah terbentuk folikel degraaf (folikel matang) dan menghasilkan hormon estrogen. Masa perkembangan ini disebut fase folikel.
Hormon estrogen merangsang hipofisa anterior untuk mengeluarkan hormon LH dan menghambat pembentukan hormon FSH di hipofisa. LH berperan untuk merangsang terjadinya ovulasi, biasanya pada hari ke-14 dari siklus menstruasi. Waktu di sekitar terjadinya ovulasi ini disebut fase estrus. LH juga merangsang folikel yang kosong ini untuk membentuk korpus luteum.
Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk mempersiapkan rahim agar bisa ditempati oleh embrio bila terjadi pembuahan. Fase ini disebut fase luteal. Progesteron juga berfungsi untuk menghambat pembentukan LH dan FSH.
Apabila tidak terjadi fertilisasi, produksi progesteron mulai menurun pada hari ke-26, korpus luteum akan mengecil, akhirnya menghilang. Hal ini menyebabkan lapisan endometrium luruh pada hari ke-28. Akibatnya, terjadi pendarahan yang disebut menstruasi. Umumnya, menstruasi terjadi selama satu minggu. Kemudian, dinding sel pulih kembali, FSH diproduksi kembali dan siklus dimulai lagi.

D. Fertilisasi dan Kehamilan

Fertilisasi adalah peleburan antara sperma dan ovum. Fertilisasi terjadi di tuba fallopi. Saat fertilisasi berlangsung, hanya kepala sperma yang mengandung inti sel yang masuk ke dalam dinding sel telur, sedangkan ekornya tertinggal di luar.
Penggabungan sperma dan sel telur ini membentuk zigot. Zigot yang terbentuk bergerak menuju uterus sambil membelah diri menjadi dua, empat, delapan, dan seterusnya, pada saat embrio mencapai 32 sel dan memiliki bentuk seperti buah arbei, disebut morula.
Selanjutnya, morula berkembang menjadi blastula. Lalu, sel-sel bagian dalam membentuk bakal janin (embrioblas), dan sel-sel bagian luar membentuk trofoblas yang akan membentuk plasenta. Pada hari keenam, embrio tiba di uterus, kemudian membenamkan diri ke dinding uterus yang lunak, tebal, dan lembut serta mengandung sekret seperti air susu. Proses perlekatan embrio ke dinding sel ini disebut implantasi. Embrio terus tumbuh dan berkembang membentuk manusia yang seutuhnya, artinya kehamilan sedang berlangsung.

E. Kelainan atau Penyakit pada Sistem Reproduksi

Kelainan atau penyakit pada sistem reproduksi dapat disebabkan oleh fertilisasi atau karena serangan virus atau bakteri. Kelainan atau penyakit pada sistem reproduksi, antara lain:

1. Kanker Leher Rahim

Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang leher rahim pada perempuan dewasa. Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi, sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker.
Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan suatu tanda-tanda kanker. Perubahan sel-sel kanker, selanjutnya dapat menyebabkan pendarahan di antara masa menstruasi. Jika kamu mendapatkan tanda-tanda tersebut, sebaiknya kamu segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Pada umumnya, setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti, hasilnya tidak selalu positif kanker.
Seperti penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin.
Beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk menghindari kanker leher rahim adalah:
  • Melaporkan adanya gejala-gejala yang tidak normal, seperti adanya pendarahan di antara masa menstruasi.
  • Tidak merokok. Data statistik melaporkan bahwa resiko terserang kanker leher rahim akan menjadi lebih tinggi jika wanita merokok.

2.    Kanker Ovarium

Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang ovarium, biasanya menyerang wanita yang sudah menopause. Kanker ovarium sebagian besar berbentuk tumor kistik dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Beberapa faktor resiko yang penting sebaga

penyebab kanker ovarium adalah wanita nullipara, yaitu melahirkan anak pertama pada usia di atas 35 tahun.
Tidak ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan memberikan hasil yang baik dengan komplikasi yang minimal.

3.    Kanker Prostat

Kanker prostat adalah penyakit kanker yang menyerang kelenjar prostat, dimana sel-sel kelenjar prostat tumbuh secara abnormal sehingga mendesak dan merusak jaringan sekitarnya. Prostat adalah kelenjar seks pada pria yang berukuran kecil, terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi saluran kencing.
Penyebab kanker prostat belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa hal yang dapat meningkatkan resiko seseorang untuk terkena kanker prostat, yaitu usia dan riwayat keluarga. Hormon dan diet tinggi lemak juga disebutkan sebagai faktor resiko kanker prostat, walaupun kaitannya belum jelas.
Gejala kanker prostat di antaranya adalah:
  • Sering buang air kecil atau sulit buang air kecil.
  • Urine berdarah.
  •  Nyeri pinggul atau punggung.

4. Endometriosis

Endometriosis adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita karena jaringan endometrium tumbuh di luar rahim. Dalam keadaan normal, endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim.
Endometriosis dapat diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia di atas 30 tahun, dan kulit putih.
Endometriosis dapat menyebabkan hal-hal berikut:
  • Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul.
  • Menstruasi yang tidak teratur.
  • Kemandulan.
Endometriosis dapat diobati dengan beberapa cara, tergantung kepada tingkat penyakitnya. Pilihan pengobatan untuk endometriosis di antaranya adalah:
  • Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium.
  • Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis.
  • Kombinasi obat-obatan dan pembedahan.
  •  Histerektomi, seringkali disertai dengan pengangkatan tuba fallopi dan ovarium.

5.    Sifilis (Raja Singa)

Sifilis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menular lewat hubungan seks bebas. Gejala-gejalanya adalah timbul luka pada kemaluan, kelainan saraf, jantung, pembuluh darah, dan kulit.

6.    Gonnorhoe (Kencing Nanah)

Penyakit gonnorhoe adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Noiserrria gonnorhoeae. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri saat buang air kecil, mulut uretra pria biasanya bengkak dan agak merah.

7.    Herpes Genitalis

Penyakit herpes genitalis disebabkan oleh virus Herpes simpleks. Gejala-gejalanya adalah munculnya bintil-bintil berkelompok pada kemaluan yang hilang dan timbul, tetapi akhirnya menetap seumur hidup.

8.    Condiloma Accuminata

Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human papilloma. Gejalanya adalah timbulnya kutil yang dapat membesar di mulut rahim yang bisa menimbulkan kanker rahim.

9.    Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)

Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur terjadi akibat kegagalan pembentukan bakal janin, sehingga terbentuk jaringan permukaan membran mirip gerombolan buah anggur.
Menurut dr. Etisa Adi Murbawani, penyebab pasti hamil anggur belum diketahui, tetapi diduga pencetusnya antara lain kekurangan gizi dan gangguan peredaran darah rahim.

10. Infertilitas

Infertilitas adalah ketidaksuburan yang dapat terjadi pada pria maupun wanita. Pada wanita, ketidaksuburan disebabkan oleh tersumbatnya tuba fallopi, menstruasi tidak teratur, kelainan pada lendir leher rahim, dan obesitas. Sedangkan, pada pria karena adanya penyakit seperti impotensi, ejakulasi dini, dan rusaknya testis.

 F. Ringkasan

  1. Alat kelamin pria berfungsi menghasilkan spermatozoa dan alat kelamin wanita menghasilkan ovum.
  2. Alat kelamin pria terdiri dari testis, saluran reproduksi, kelenjar kelamin, penis, dan skrotum.
  3. Vas deferens adalah sebuah saluran dari bagian bawah epididimis mengarah ke atas, kemudian melingkar dan salah satu ujungnya berakhir pada kelenjar prostat.
  4. Vesikula seminalis adalah kantung sperma berupa dua buah kelenjar tubulus yang terletak di kanan dan kiri di belakang kandung kemih.
  5. Alat kelamin pada wanita terdiri dari mons veneris, labia mayora, klitoris, kelenjar vestibularis mayor (bartholini), vagina, uterus, oviduk, dan ovarium.
  6. Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma, sedangkan oogenesis adalah pembentukan sel telur (ovum).
  7. Spermatogenesis dipengaruhi oleh Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
  8. Menstruasi adalah pendarahan yang terjadi akibat meluruhnya lapisan endometrium karena tidak terjadi fertilisasi.
  9. Implantasi adalah proses perlekatan embrio ke dinding sel.
  10. Kelainan atau penyakit pada sistem reproduksi dapat disebabkan oleh fertilisasi atau karena serangan virus atau bakteri.