Detik-detik usainya kegiatan Karang Pamitran Nasional
2013 tidak mengurangi semangat para peserta untuk unjuk kebolehan dalam
mempertontonkan kelebihan daerahnya masing-masing. Mulai dari Karnaval
pakaian adat, olahan kuliner khas dan penampilan tarian-tariannya.
Acara
mulai gemuruh riuh ketika tiap-tiap kontingen memasuki lapangan utama
dengan aneka pakaian-pakaian adat yang dikenakan hingga makanan khas
yang langsung dipajang dimeja-meja yang telah disediakan oleh panitia.
Kontingen
Aceh merupakan kontingen yang diberikan kesempatan untuk membuka acara.
Gerak lincah para pembina pencetak kader pramuka selanjutnya
menyiratkan semangat dan kegembiraan.
Selain itu, acara saling berfoto bareng pun cukup membuat lokasi utama kegiatan jadi
makin meriah. Kemeriahan utama yakni terlihat dari para peserta yang
memakai pakaian adatnya masing-masing. Ketika diwawancarai ke beberapa
kontingen sebagian besar menyatakan dengan bangga memakai pakaian
adatnya meskipun harus dalam cuaca yang sangat panas.
Kebanyakan
filosofis pakaian adat yang mereka pakai adalah lebih kepada pakaian
yang sakral, artinya hanya bisa dipakai dalam kegiatan atau
ritual-ritual tertentu., contohnya : Pesta rumah dansa (Dogyai Papua),
Tarian sebelum berangkat perang dan setelah perang (Ngada NTT), Acara Adat (Jayapura).
Puncak
acara semakin berbaur baik di area depan panggung pentas seni maupun di
tenda utama yang dipakai khusus olahan kuliner masing- masing daerah,
karena peserta saling mencicipi makanan antar daerah. Terlihat sudah
pelangi Bhineka Tunggal Ika yang mewarnai kegiatan akhir Karang Pamitran Nasional 2013. Tim Humas KPN (S-AH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar