Sabtu, 22 Februari 2014

Kwarda Sumatera Utara Ikut Singapore International Airboree


73600_Kwarda Sumatera Utara Ikut Singapore International Airboree.jpg

Medan - Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Sumatera Utara (Kwardasu) ikut berpartisipasi pada even "1 st Singapore International Airboree 2014" pada 12 hingga 16 Februari 2014, Singapura.
Even internasional kepramukaan diikuti Kwarda Sumatera Utara itu diwakili anggota Pramuka dari Kwartir Cabang (Kwarcab) Tapanuli Tengah. Kegiatan 1st Singapore International Airboree tersebut berlangsung di Sarimbun Scout Camp Singapura.

Plt Sekretaris Kwardasu dr H Aris Yudhariansyah MM menjelaskan hal itu kepada wartawan, Sabtu (15/2) selaku pimpinan kontingen Kwarda Sumut bersama H Syukran Jumilan Tanjung yang juga Ketua Kwarcab Tapanuli Tengah dari Singapura.

Kegiatan internasional yang diikuti 8 negara ini merupakan kegiatan yang baru pertama kali dilaksanakan Air Scout Singapura. Kegiatan ini merupakan rangkaian pelaksanaan singapore Air Show 2014.

Selain melihat pelaksanaan Singapore Airshow kegiatan ini antara lain juga menghadirkan amazing race dimana para peserta secara berkelompok akan menjelajahi Singapore hanya dengan bantuan peta.

Kegiatan yang baru kali ini digelar dan diikuti Kwarcab Tapteng ini akan menjadi pedoman, khususnya bagi pramuka Tapanuli Tengah jika nanti suatu saat dipercaya sebagai pelaksana kegiatan pramuka tingkat Kwarda Sumut.
[Sumber Berita : http://theglobejournal.com]

Selasa, 11 Februari 2014

Sejarah dan Asal-usul Kota Malang

Adalah seorang raja yang bijaksana dan amat sakti, Dewasimha namanya. Ia menjaga istananya yang berkilauan serta dikuduskan oleh api suci Sang Putikewara (Ciwa). Berbahagialah sang Raja Dewasimha karena dewa-dewa telah menganugerahkan dalam hidupnya seorang putera sebagai pewaris mahkotanya. Putra yang kemudian menjadi pelindung kerajaan itu bernama Liswa atau juga dikenal sebagai Gajayana. Adalah Gajayana seorang raja yang begitu dicintai rakyatnya, berbudi luhur dan berbuat baik untuk kaum pendeta serta penuh baktu sesungguh-sungguhnya kepada Resi Agastya.
Sebagai tanda bakti yang tulus kepada Resi tersebut, sang Raja Gajayana telah membangun sebuah candi yang permai untuk mahresi serta untuk menjadi penangkal segala penyakit dan malapetaka kerajaan. Jikalau nenek moyangnya telah membuat arca Agstya dari kayu cendana, maka Raja Gajayana sebagai pernyataan bakti dan hormatnya telah memerintahkan kepada pemahat-pemahat ternama di seantero kerajaan untuk membuat arca Agastya dari batu hitam nan indah, agar semua dapat melihatnya. Arca Agastya yang diberi nama Kumbhayoni itu, atas perintah raja yang berbudi luhur tersebut kemudian diresmikan oleh para Regveda, para Brahmana, pendeta-pendeta terkemuka dan para penduduk negeri yang ahli, pada tahun Saka, Nayana-Vava-Rase(682) bulan Magasyirsa tepat pada hari Jum’at separo terang.
Ia Raja Gajayana yang perkasa itu adalah seorang agamawan yang sangat menaruh hormat kepada para pendeta. Dihadiahkannya kepada mereka tanah-tanah beserta sapi yang gemuk, sejumlah kerbau, budak lelaki dan wanita, serta berbagai keperluan hidup seperti sabun-sabun tempat mandi, bahan upacara sajian, rumah-rumah besar penuh perlengkapan hidup seperti : penginapan para brahmana dan tamu, lengkap dengan pakaian-pakaian, tempat tidur dan padi, jewawut. Mereka yang menghalang-halangi kehendak raja untuk memberikan hadiah-hadiah seperti itu, baik saudara-saudara, putera-putera raja, dan Menteri Pertama, maka mereka akan menjadi celaka karena pikiran-pikiran buruk dan akan masuk ke neraka dan tidak akan memperoleh keoksaan di dunia atau di alam lain. Ia, sebaliknya selalu berdoa dan berharap semoga keturunannya bergirang hati dengan hadiah-hadiah tersebut, memperhatikan dengan jiwa yang suci, menghormati kaum Brahmana dan taat beribadat, berbuat baik, menjalankan korban, dan mempelajari Weda. Semoga mereka menjaga kerajaan yang tidak ada bandingannya ini seperti sang Raja telah menjaganya.
Raja Gajayana mempunyai seorang puteri Uttejena yang kelak meneruskan Vamcakula ayahandanya yang bijaksana itu.
Cerita di atas diangkat sari satu prasasti yang bernama “Prasasti Dinaya atau Kanjuruhan” menurut nama desa yang disebutkan dalam piagam tersebut. Seperti tertulis di dalamnya, prasasti ini memuat unsure penanggalan dalam candrasengkala yang berbunyi : “Nayana-vaya-rase” yang bernilai 682 tahun caka atau tahun 760 setelah Masehi.
Apabila prasasti itu dikeluarkan oleh Raja Gajayana pada tahun 760 sesudah Masehi, maka paling tidak prasasti itu merupakan sumber tertulis tertua tentang adanya fasilitas politik yakni berdirinya kerajaan Kanjuruan di wilayah Malang. Tempat itu sekarang dikenal dengan nama Dinoyo terletak 5 km sebelah barat Kota Malang. Di tempat ini menurut penduduk disana, masih ditemukan patung Dewasimha yang terletak di tengah pasar walaupun hampir hilang terbenam ke dalam tanah.
Malangkucecwara berasal dari tiga kata, yakni : Mala yang berarti segala sesuatu yang kotor, kecurangan, kepalsuan, atau bathil, Angkuca yang berarti menghancurkan atau membinasakan dan Icwara yang berarti Tuhan. Dengan demikian Malangkucecwara berarti “TUHAN MENGHANCURKAN YANG BATHIL”.
Walaupun nama Malang telah mendarah daging bagi penduduknya, tetapi nama tersebut masih terus merupakan tanda tanya. Para ahli sejarah masih terus menggali sumber-sumber untuk memperoleh jawaban yang tepat atas pernyataan tersebut di atas. Sampai saat ini telah diperoleh beberapa hipotesa mengenai asal-usul nama Malang tersebut. Malangkucecwara yang tertulis di dalam lambang kota itu, menurut salah satu hipotesa merupakan nama sebuah bangunan suci. Nama bangunan suci itu sendiri diketemukan dalam dua prasasti Raja Balitung dari Jawa Tengah yakni prasasti Mantyasih tahun 907, dan prasasti 908 yakni diketemukan di satu tempat antara Surabaya-Malang. Namun demikian dimana letak sesungguhnya bangunan suci Malangkucecwara itu, para ahli sejarah masih belum memperoleh kesepakatan. Satu pihak menduga letak bangunan suci itu adalah di daerah gunung Buring, satu pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang dimana terdapat salah satu puncak gunung yang bernama Malang. Pembuktian atas kebenaran dugaan ini masih terus dilakukan karena ternyata, disebelah barat kota Malang juga terdapat sebuah gunung yang bernama Malang.
Pihak yang lain menduga bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci itu terdapat di daerah Tumpang, satu tempat di sebelah utara kota Malang. Sampai saat ini di daerah tersebut masih terdapat sebuah desa yang bernama Malangsuka, yang oleh sebagian ahli sejarah, diduga berasal dari kata Malankuca yang diucapkan terbalik. Pendapat di atas juga dikuatkan oleh banyaknya bangunan-bangunan purbakala yang berserakan di daerah tersebut, seperti candi Jago dan candi Kidal, yang keduanya merupakan peninggalan zaman kerajaan Singasari.
Dari kedua hipotesa tersebut di atas masih juga belum dapat dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal dengan nama Malang yang berasal dari nama bangunan suci Malangkucecwara itu. Apakah daerah di sekitar Malang sekarang, ataukah kedua gunung yang bernama Malang di sekitar daerah itu.
Sebuah prasasti tembaga yang ditemukan akhir tahun 1974 di perkebunan Bantaran, Wlingi, sebelah barat daya Malang, dalam satu bagiannya tertulis sebagai berikut : “………… taning sakrid Malang-akalihan wacid lawan macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I ………”. Arti dari kalimat tersebut di atas adalah : “ …….. di sebelah timur tempat berburu sekitar Malang bersama wacid dan mancu, persawahan Dyah Limpa yaitu ………”
Dari bunyi prasasti itu ternyata Malang merupakan satu tempat di sebelah timur dari tempat-tempat yang tersebut dalam prasasti tiu. Dari prasasti inilah diperoleh satu bukti bahwa pemakaian nama Malang telah ada paling tidak sejak abad 12 Masehi.
Hipotesa-hipotesa terdahulu, barangkali berbeda dengan satu pendapat yang menduga bahwa nama Malang berasal dari kata “Membantah” atau “Menghalang-halangi” (dalam bahasa Jawa berarti Malang). Alkisah Sunan Mataram yang ingin meluaskan pengaruhnya ke Jawa Timur telah mencoba untuk menduduki daerah Malang. Penduduk daerah itu melakukan perlawanan perang yang hebat. Karena itu Sunan Mataram menganggap bahwa rakyat daerah itu menghalang-halangi, membantah atau malang atas maksud Sunan Mataram. Sejak itu pula daerah tersebut bernama Malang.
Timbulnya karajaan Kanjuruhan tersebut, oleh para ahli sejarah dipandang sebagai tonggak awal pertumbuhan pusat pemerintahan yang sampai saat ini, setelah 12 abad berselang, telah berkembang menjadi Kota Malang.
Setelah kerajaan Kanjuruhan, di masa emas kerajaan Singasari (1000 tahun setelah Masehi) di daerah Malang masih ditemukan satu kerajaan yang makmur, banyak penduduknya serta tanah-tanah pertanian yang amat subur. Ketika Islam menaklukkan kerajaan Majapahit sekitar tahun 1400, Patih Majapahit melarikan diri ke daerah Malang. Ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan Hindu yang merdeka, yang oleh putranya diperjuangkan menjadi satu kerajaan yang maju. Pusat kerajaan yang terletak di kota Malang sampai saat ini masih terlihat sisa-sisa bangunan bentengnya yang kokoh bernama Kutobedah di desa Kutobedah.
Adalah Sultan Mataram dari Jawa Tengah yang akhirnya datang menaklukkan daerah ini pada tahun 1614 setelah mendapat perlawanan yang tangguh dari penduduk daerah ini.
Mengapa Malang?
Sebelum tahun 1964, dalam lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang namaku, maju tujuanku” terjemahan dari “Malang nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 1 April 1964, kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi : “Malangkucecwara”. Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut sangat erat hubungannya dengan asal-usul kota Malang yang pada masa Ken Arok kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat candi yang bernama Malangkucecwara.
Sekilas Sejarah Pemerintahan
Kota malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta api pada tahun 1879. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
Malang merupakan sebuah Kerajaan yang berpusat di wilayah Dinoyo, dengan rajanya Gajayana.
  • Tahun 1767 Kompeni memasuki Kota
  • Tahun 1821 kedudukan Pemerintah Belanda di pusatkan di sekitar kali Brantas
  • Tahun 1824 Malang mempunyai Asisten Residen
  • Tahun 1882 rumah-rumah di bagian barat Kota di dirikan dan Kota didirikan alun-alun di bangun.
  • 1 April 1914 Malang di tetapkan sebagai Kotapraja
  • 8 Maret 1942 Malang diduduki Jepang
  • 21 September 1945 Malang masuk Wilayah Republik Indonesia
  • 22 Juli 1947 Malang diduduki Belanda
  • 2 Maret 1947 Pemerintah Republik Indonesia kembali memasuki Kota Malang.
  • 1 Januari 2001, menjadi Pemerintah Kota Malang.
(disadur dengan sedikit perubahan dari digilib.malangkota.go.id)

Beberapa Prinsip-prinsip Regulasi di Gerakan Pramuka

Landasan dalam pembuatan peraturan yang ditetapkan berupa Keputusan-Keputusan di Gerakan Pramuka maka diwajibkan memuat ketentuan-ketentuan:
a. Adanya kewenangan dari pembuat peraturan
b. Adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan peraturan
c. Mengikuti cara – cara atau prosedur tertentu (telah diatur dalam sismintir)
d. Tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi tingkatnya.
e. Tata urutan Regulasi/ Peraturan di Gerakan Pramuka :
-  UU Pramuka.
-  Keppres. 238 tahun 1961
-  Keputusan Munas
- AD Gerakan Pramuka.
- ART Gerakan Pramuka
- Keputusan.
- Petunjuk Penyelenggaraan.
- Surat Keputusan.
- Petunjuk Pelaksanaan.
- Petunjuk Teknis.
Selanjutnya pada ketentuan lainnya bahwa :
A.    Untuk  mengeluarkan peraturan yang ditetapkan berupa Keputusan-keputusan di Gerakan Pramuka,   yang dapat dijadikan dasar mengeluarkan peraturan adalah Keputusan/ Surat Keputusan atau peraturan yang sederajat atau yang lebih tinggi dan terkait langsung dengan peraturan yang akan dibuat.
Misalnya : Berdasarkan UU Gerakan Pramuka,Kepres,Hasil Munas, AD/ ART Gerakan Pramuka atau peraturan sederajat lainnya yang ada kaitannya dengan peraturan yang akan dibuat.
B.   Peraturan  berupa Keputusan yg dikeluarkan Gerakan Pramuka  hanya dapat dihapus, dicabut, atau diubah oleh peraturan Keputusan Gerakan Pramuka  yang sederajat atau yang lebih tinggi.
Misalnya :
1.   Kwartir Nasional/Kwarda/ Kwarcab/ Kwarran,  telah mengeluarkan Surat Keputusan (mis. Jukran),  di lain waktu Kwarnas /Kwarda/ Kwarcab/ Kwarran mengeluarkan surat keputusan yang menghapus, mencabut, mengubah terkait dengan Surat Keputusan yang pernah dikeluarkannya.
2.    Kwartir Daerah/ Kwarcab telah mengeluaran Surat Keputusan  (Mis. Juklak) tertentu, tetapi dikemudian hari Kwartir Nasional juga mengeluarkan juklak/ juknis  dengan peraturan sejenis yang ada kaitannya dengan peraturan yg dikeluarkan oleh Kwarda/ Kwarcab maka peraturan Kwarda/ Kwarcab.  tsb dinyatakan tidak berlaku
C.     Peraturan baru mengesampingkan peraturan yang lama.
Dengan dikeluarkannya suatu peraturan yang baru oleh Kwarnas, maka apabila telah ada peraturan yang sejenis dan sederajat yang telah diberlakukan, secara otomatis peraturan lama akan dinyatakan tidak berlaku. Prinsip ini dalam bahasa hukum dikenal dengan istilah lex posteriori derogat lex priori.
D.     Peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan yang lebih rendah.
Misalnya : Peraturan yang secara hierarki lebih rendah kedudukannya dan bertentangan dengan peraturan / keputusan yang lebih tinggi, maka secara otomatis dinyatakan batal / tidak berlaku..
E.   Peraturan yang bersifat khusus mengesampingkan peraturan / keputusan yang bersifat umum.
Misalnya : Apabila terjadi pertentangan antara peraturan yang bersifat khusus dan peraturan yang bersifat umum yang sederajat tingkatannya, maka yang berlaku adalah peraturan yang bersifat khusus . ini merupakan prinsip lex specialist lex generalist.

Senin, 25 November 2013

Uniknya Nama Aneka Mie Khas Malang




ilustrasi Aneka Mie dengan Nama Unik
Sumber gambar: @MieGalau
Kota Malang yang dikenal sebagai Kota Kuliner ini memiliki beragam menu yang banyak digemari semua kalangan, termasuk juga Mie-nya. Banyak sekali penjual yang berjualan aneka jenis mie khas Malang di Bumi Arema ini. Namun belakangan ini, muncul beragam kuliner mie dengan nama yang unik, Ngalamers. Misalnya saja seperti Mie Setan, Mie Iblis, Mie Buto Ijo, Mie Galau, Mie Panda, Mie Serdadu, dan masih banyak lagi lainnya.
Aneka mie khas Malang dengan namanya yang unik itu sebenarnya memiliki satu kesamaan citarasa yang diunggulkan, yakni pedas.
Bayangkan, bagaimana jadinya kalau Mie Setan bertemu dengan Mie Galau? Akankah jadi Mie Setan Galau? Atau, mungkinkah jika Mie Iblis dan Mie Buto Ijo dipertemukan akan terjadi persaingan mana yang lebih menyeramkan? Juga, apa yang akan dilakukan Mie Serdadu dan Mie Panda kala bertemu dengan aneka mie dengan nama seram itu? ;))
Yang pasti, terlepas dari itu semua, aneka mie khas Malang dengan namanya yang unik ini patut Ngalamers coba. ;D
Mie Setan

Sumber gambar: id.foursquare.com 
Karena namanya "Mie Setan", bukan berarti mie ini adalah mie yang dibuat oleh/dari/untuk setan lo, Ngalamers. ;)) Mie setan ini merupakan salah satu dari aneka ragam citarasa kuliner khas Malang yang menawarkan kreasi rasa mie pedas. Mie Setan yang satu ini banyak digemari para pecinta pedas dan pemburu kuliner mie dari berbagai daerah, khusunya Malang. Jadi tak usah heran jika Ngalamers mengantri panjang untuk menikmati mie satu ini. Penasaran dengan rasanya? Meluncur saja ke lokasinya di Jalan Semeru, Kota Malang.
Mie Iblis

Sumber gambar: id.foursquare.com  
Tak seseram namanya, Mie Iblis ini justru sangat menantang untuk dicoba. Sebab, nama Mie Iblis sendiri merupakan singkatan dari Ini Baru Lezat dan IStimewa, Ngalamers. Tak hanya Mie Iblis, aneka mie dengan nama yang cukup seram juga tersedia di sini. Seperti misalnya Mie Genderuwo, Mie Suster Ngesot, Mie Kuntilanak dan Mie Pocong. Citarasa yang dihadirkan dari aneka mie tersebut ditanggung bakal membuat lidah Ngalamers terbakar saking pedasnya. Nah, oleh karena itu, pesan juga minuman yang bisa menyejukkan seperti Es Santri, Es Kyai, Es Habib, atau Es Walisongo. Untuk menikmati kelezatan aneka menu tersebut, Ngalamers merapat saja langsung ke Jalan Kolonel Sugiono no. 122, Malang.
Mie Galau

Sumber gambar: @MieGalau 
Meski namanya Mie Galau, tapi mie yang satu ini ga akan bikin Ngalamers jadi 'galau' (gelisah, red) setelah memakannya kok. Malahan, Ngalamers ditanggung ketagihan. Sebab, rasanya memang maknyus sekali. Apalagi, taburan keju di atas mie membuat Mie Galau semakin gurih dan 'worth to try' banget. Nah, kalau mau berburu mie ini, Ngalamers perlu datang ke Jalan Mawar IV No. 20, Malang.
Mie Buto Ijo
Bak Buto Ijo, mie khas Malang yang satu ini dihadirkan dengan warna hijau dan citarasa yang sangat pedas. Warna hijau yang dipakai untuk membuat Mie Buto Ijo ini diperoleh dari sari sayuran, Ngalamers. Sebelum dihidangkan, Mie Buto Ijo ini terlebih dahulu dicampur dengan cabai giling yang disembunyikan di bawah mienya. Lalu, Mie Buto Ijo akan disajikan bersama dengan pendampingnya seperti krupuk pangsit, daun slada, siomay, daging ayam, dan bawang goreng. Tak lupa juga semangkuk kuah hangat yang gurih. Untuk bisa menikmati kelezatan Mie Buto Ijo itu, Ngalamers bisa mengunjungi beberapa cabangnya di Malang. Yakni di Jalan Sulfat (sebelah Pujasera Rame-rame), Jalan Soekarno-Hatta (ex Paparon's Pizza), dan di Jalan Urip Sumahorjo (dekat Rampal).
Mie Panda
Sumber gambar: @MiePandaMalang 
Mie Panda akan jadi menu bersantap cwi mie yang menjajikan bagi Ngalamers. Seperti namanya, Mie Panda menghadirkan aneka jenis mie menggugah selera yang dinamakan dengan Mie Panda Original, Super Hot Panda, atau Hot Mie Panda. Tak hanya rasanya yang istimewa, Mie Panda juga cukup terkesan menggemaskan dengan image Panda gendut nan lucu pada logonya. Nah, untuk menikmati menu itu, Ngalamers bisa langsung ke Kandang Panda di Jalan Ijen 91B, Malang dari pukul 12.00-22.00 WIB.
Mie Serdadu
Sumber gambar: Mie Serdadu 
Mie Serdadu ini merupakan mie ayam yang dikreasikan dengan aneka sari sayur dan buah sehingga memiliki citarasa khas yang membuatnya berbeda dari kebanyakan mie. Tentulah, mie yang satu ini sehat untuk dikonsumsi Ngalamers. Masih sama dengan mie-mie sebelumnya, Mie Serdadu juga memiliki tingkat kepedasan tersendiri yang tak kalah untuk dicoba. Rumah makan yang menghadirkan Mie Serdadu sendiri bisa Ngalamers temukan di Kota Wisata Batu. Tepatnya yakni berada di Jalan Diponegoro nomor 49.

Kuliner Legendaris Kota Malang






Kuliner Legendaris Kota Malang
Gambar: Toko Oen Malang
Kuliner legendaris di berbagai daerah yang tersebar di seluruh Nusantara ini sungguh beragam. Berbagai macam jenis kuliner legendaris pun sering kali dikaitkan dengan 'penanda kekhasan' daerah itu sendiri. Begitu pula di Kota Malang. Meski banyak sekali ragam kuliner yang dapat ditemukan di sini, hanya sebagian kecil yang muncul ke permukaan dan dikenal sebagai 'sang kuliner legendaris', Ngalamers.
Dikatakan sebagai kuliner legendaris, sebab beberapa rumah makan ini mampu bertahan hingga puluhan tahun karena citarasa yang ditawarkannya sungguh khas dan melekat kuat pada memori para pelanggan setianya. Kekhasan citarasa yang diwariskan secara turun temurun itu juga telah menjadi saksi bisu pergolakan jaman. Nah, beberapa tempat makan legendaris yang ada di Malang berikut ini, patutlah Ngalamers jadikan perhitungan sebagai tempat berburu kuliner kala perut kelaparan.
Berikut adalah beberapa Kuliner Legendaris dari Kota Malang yang masih bertahan hingga kini.
Toko Oen yang terletak di dekat Alun-Alun Kota Malang ini sudah ada sejak jaman Penjajahan Belanda pada tahun 1930. Cerminan tuanya usia Toko Oen ini nampak sekali pada desain arsitektur bangunannya yang khas Belanda serta pajangan foto hitam putih suasana Kota Malang di masa lampau. Furnitur seperti kursi rotan rendah yang ditata mengelilingi meja bundar juga nampak sangat khas tempoe doeloe.
Toko Oen, Kuliner Legendaris Kota Malang
Gambar: Toko Oen Malang
Sejak dulu, Toko Oen ini sudah dikenal dengan ice creamnya. Varian rasa es krim seperti Tutti Fruity Cassata yang terbuat dari buah-buahan, kemudian Sparkling Delight yakni es krim buah cocktail yang disajikan dengan kembang api menyala, lalu Morkus yakni es krim dengan cita rasa kopi, dan masih banyak lagi lainnya. Para pemburu kuliner legendaris, perlulah singgah sejenak ke tempat makan legendaris ini.
Toko Oen, Kuliner Legendaris Kota Malang
Gambar: Toko Oen Malang
Sejak didirikan pada 1955, Depot Soto Ayam Lombok sudah banyak dikenal masyarakat dengan cita rasanya yang khas. Soto Lombok nampak berwarna keruh kecoklatan, agak kental. Penyajiannya sendiri terdiri atas nasi dengan potongan kentang rebus, telur bebek rebus, mie su'un, irisan kubis segar, taoge, potongan daging ayam kemudian ditaburi koyah. Sajian soto lombok ini akan terasa lebih nikmat jika dinikmati bersama kerupuk rambak yang terbuat dari kulit sapi dan dicampur sedikit kecap manis.
Soto Lombok, Kuliner Legendaris Kota Malang
Kuliner legendaris yang satu ini telah melekat pada penanda kekhasan Kota Malang tersendiri. Sebab tak hanya bakso dan cwi mie, Kota Kuliner ini juga punya 'Soto Lombok' yang legenda citarasanya telah diakui Nusantara.
Soto Lombok, Kuliner Legendaris Kota Malang
Warung Lama H. Ridwan ini sangat dikenal masyarakat Malang akan citarasanya yang legendaris, Ngalamers. Seperti namanya, Warung Lama H. Ridwan ini memang sudah ada sejak lama, yakni sejak jaman sebelum kemerdekaan Indonesia dari tahun 1919. Sejak saat itulah, warung ini sudah berhasil memenuhi selera kuliner masyarakat Jawa Timur, khususnya di Malang.
Warung Lama Haji Ridwan, Kuliner Legendaris Kota Malang
Di rumah makan ini, aneka menu yang dihadirkan sejak dahulu masih memiliki citarasa yang sama dan sangat khas. Resep masakan Jawa Kuno yang dihadirkan pun sungguh sangat menggoda dan nikmat untuk dicicipi. Ngalamers akan dapat menikmati aneka menu andalan Kota Malang juga di tempat ini.
Warung Lama Haji Ridwan, Kuliner Legendaris Kota Malang
Pecel Kawi, dinamakan demikian karena rumah makan yang menjual menu utama nasi pecel ini terletak di Jalan Kawi, Ngalamers. Tepatnya yakni di Jalan Kawi Atas nomor 43B/46, Kota Malang.
Pecel Kawi, Kuliner Legendaris Kota Malang
Berdiri sejak tahun 1975, Pecel Kawi ini bisa dibilang merupakan salah satu ikon Kuliner Legendaris yang ada di kota kebanggaan Ngalamers. Apalagi, kualitas citarasa khas pecel yang sudah diwariskan secara turun temurun, telah banyak dikenal di saentaro Negeri ini.
Pecel Kawi, Kuliner Legendaris Kota Malang

40 Pembina Pramuka Dilatih Khusus


27737_Banjarmasin.jpg

BANJARMASIN — Keberlangsungan kegiatan Pramuka sangat tergantung dari kualitas pembinanya. Tanpa figur seorang pembina, anggota Pramuka tidak terdidik dengan baik.
Demikian ungkapan Wakil Walikota Banjarmasin HM Irwan Anshari dalam pembukaan Kursus Pembina Pramuka di Gedung Pramuka, Jalan Anang Adenansi, Senin (18/11) sore.
“Tujuannya, memberi bekal pengetahuan dan pengalaman praktis bagi pembina pramuka. Selain juga untuk menambah jumlah pembina Pramuka,” kata Irwan.
Pendidikan kepramukaan ini melibatkan pembina, pasukan penggalang, ambalan penegak dan racana pandega.

Peserta yang mengikuti kursus ini berjumlah 40 orang yang terdiri dari Gudep SMP, Gudep SMA dan Gudep perguruan tinggi. Acara dilaksanakan tanggal 18 sampai 24 November 2013. Selain di Aula Kwarcab Pramuka, kegiatan juga dilaksanakan di bumi perkemahan Pusdiklatda Kwarda Kalsel Sei Ulin, Banjarbaru.

Semuanya ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, menambah wawasan serta mempererat persaudaraan. Sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan kepramukaan di gugus depannya masing masing. Acara diakhiri dengan penyerahan tunggul latihan dan pemasangan tanda peserta oleh wakil walikota sebagai tanda dimulainya kegiatan.

Kak Azrul Azwar: Tidak Perlu Dipersoalkan Wajib atau Tidak Wajib, Saatnya Berpikir Bagaimana Gudep di Sekolah Itu Jalan


405563_1.JPG

Kebijakan ekstrakurikuler wajib yang disampaikan pemerintah, terlepas dari banyaknya polemik tentang itu, kebijakan tersebut merupakan pengakuan yang sangat besar dari pemerintah tentang pentingnya Gerakan Pramuka. 
Oleh karenanya kepada seluruh jajaran Pramuka, tidak perlu mempersoalkan wajib atau tidak wajib, semuanya tak ada gunanya kalau Gugus Depan yang berpangkalan di sekolah itu tidak jalan bahkan menjadi bumerang bagi Gerakan Pramuka.
Kita tidak mempersoalkan wajib atau tidak wajib karena yang kita lakukan adalah bagaimana kegiatan gugus depan yang berpangkalan di sekolah itu aktih dengan sagala fasilitas yang tersedia dan berjalan baik kata Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka saat acara penandatanganan Memorium of Understanding (MoU) dengan Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) tanggal 11 November 2013 di Auditorium Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta.
Menurut Kak Azrul ada dua langkah untuk menciptakan agar gugus depan yang berpangkalan di sekolah itu tidak dipandang sebelah mata oleh siswanya tapi menjadi sebuah kebanggaan ketika yang terdaftar sebagai anggota Gerakan Pramuka, seperti membuat suasana yang menarik, menampilkan kegiatan yang disukai kaum muda banyakan, inilah yang kita sebut kebijakan pull factor
Langkah kedua adalah push factor, yaitu menciptakan lingkungan sekolah menguntungkan dengan mengakreditasi aktifitas Gerakan Pramuka.
Untuk itu tegas Kakwarnas penandatangan MoU ini mempunyai nilai yang sangat penting dan strategis dalam menyusun kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.
Sementara itu, Ketua Umum AKSI, Drs. Cucu Saputra, M.P.d mengatakan keberadaan Gerakan Pramuka di lingkungan sekolah betul-betul mendapat perhatian bahkan jauh dari itu menjadi komitmen kami dari kepala sekolah untuk mensuport keberadaan gugus depan yang berpangkalan di sekolah.
Karena sangat berbahaya, Gerakan Pramuka sebagai wadah/tempat penempahan diri, membina karekter anak muda bangsa itu tidak mendapat respon yang baik dari kepala sekolah, maka kegiatan gugus depan itu akan mati suri, pungkas Kak Cucu.
Oleh kerana itu dengan penandatangan naskah kerjasama ini, kami dari para kepala sekolah akan lebih proaktif secara sporadis mengambil langkah-langkah untuk mengoptimalkan peran dan fungsi gugus depan yang berpangkalan di sekolah agar lebih menarik dan diminati para siswanya, imbuhnya.
Kerjasama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan AKSI ini dalam rangka membangun kerja sama yang sinergis terhadap pelaksanaan pendidikan karakter anak bangsa melalui pendidikan kepramukaan agar tercipta generasi muda yang unggul.