Senin, 09 September 2013

Makna di Balik Upacara Adat Pembukaan KPN ke-4 2013


791294_2.JPG

Dengan memakai kostum tradisional nusantara, seluruh perwakilan peserta Karang Pamitran Tingkat Nasional Tahun 2013 (KPN 2013) yang mewakili setiap 33 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka se-Indonesia melakukan prosesi upacara adat penancapan kapak pada upacara pembukaan KPN 2013 ke-4 tahun 2013. Acara berlangsung tanggal 9 September 2013 ini dilaksanakan di lapangan Kempi I, Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta.
Sebelumnya upacara pembukaan yang dipimpin langsung Ketua Kwartir Nasional (Ka Kwarnas) Gerakan Pramuka, Kak Azrul Azwar tersebut, didahului dengan penampilan rampag bedug dari sanggar kesenian “Harum Sari” Kwarda Banten.”
Makna dibalik upacara adat Karang Pamitran ini, merupakan simbolisasi yang diadopsi dari nuansa sumpah Palapanya Patih Gajah Mada, kerajaan Majapahit yang pada waktu itu sempat bersumpah ingin menyatukan seluruh nusantara menjadi satu kesatuan melalui sumpah palapanya.
Saat ini kita juga mempunyai janji sebagai pembina pramuka yaitu Iklas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawalaksana, karena itu, kegiatan ini sangat bagus sekali untuk diselenggarakan dimana para pembina dari seluruh Indonesia berkumpul untuk saling bertukar pikiran, metode, dan pengalaman dalam membina di lapangan, ungkap Kak Dr. Susi Yuliati, M.Sc, Wakil Ketua Pelaksana KPN 2013.
Menurut Kak Susi, panggilan akrab Susi Yuliati, “setiap kesulitan yang mereka hadapi bisa kita tampung dan kita bisa mengatasinya bersama-sama”.
Selanjutnya saat ditanya mengenai gerak dan lagu dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Kak Susi menambahkan, gerak dan lagu dari NTT yang ditampilkan pada upacara pembukaan merupakan cerminan dari rasa kegembiraan dan kebersamaan dan gerak serta lagunya sangat mudah dilakukan dan saat ini diharapkan semua peserta ikut serta. Termasuk alat musik tradisional Sasando dari NTT yang dipersembahkan kepada Ka Kwarnas, tujuannya tidak lain untuk menyambut penyelenggaraan Munas Gerakan Pramuka 2013 yang rencananya akan digelar di bulan Desember 2013 mendatang di NTT.
Sementara itu, Ayang Wulandari, salah satu pengisi acara kesenian dari Sanggar Harum Sari mengungkapkan kebanggaan dirinya karena bisa tampil dalam kegiatan pramuka tngkat nasional.  Ia berharap kesenian tradisional asal Pandeglang Banten ini dapat diterima baik oleh para peserta dari seluruh Indonesia.
Selain itu, dua perwakilan peserta putri asal kota Monohon Manado Kak Ajeng dan kak Katrin menyatakan kegembiraannya bisa mengikuti kegiatan KPN 2013 dan bangga dengan penampilan upacara adat yang dibawakan para peserta.
Setidaknya upacara adat ini mengingatkan kembali tentang sejarah patih Gajah Mada yang mampu menyatukan nusantara dengan sumpah palapanya, dan diharapkan pramuka juga bisa kembali giat dilaksanakan di daerah masing-masing,” ucap kak Ajeng yang juga berprofesi sebagai guru PLB.
Usai upacara pembukaan, peserta diajak menari bersama dengan alunan music daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), Gelu Famire. Tim Humas KPN 2013 (B-TP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar