PURWOKERTO -
Masing-masing Gugus Depan (Gudep) gerakan pramuka di Kabupaten Banyumas
didorong untuk terus mencetak para pembina pramuka. Langkah ini perlu
dilakukan, mengingat kabupaten ini masih kekurangan pembina pramuka.
''Rasio antara jumlah pembina pramuka
dengan peserta didik masih belum ideal. Rata-rata seorang pembina
menangani 30-40 peserta didik, padahal idealnya seorang pembina
menangani 10-20 siswa,'' kata Wakil Ketua Pusat Pendidikan dan Latihan
(Pusdiklat) Kwarcab Gerakan Pramuka Banyumas, Moch Nafi MS, Sabtu
(12/1).
Kurangnya jumlah pembina pramuka ini
disebabkan setiap tahun ada yang memasuki pensiun atau sudah tidak aktif
lagi. Maka dari itu, perlu dilakukan upaya regenerasi dengan mencetak
para pembina baru melalui kegiatan Kursus Mahir Dasar (KMD) bagi calon
pembina.
Mereka yang lolos dalam KMD berhak
memeroleh sertifikat. Tanpa adanya sertifikat KMD, mereka tidak dapat
menjadi seorang pembina. ''Peranan para pembina menjadi cukup penting,
sebab menjadi ujung tombak dalam pembinaan pramuka di Banyumas,''
ungkapnya.
Oleh karena itu, menurut dia, selama ini
keberhasilan Kwarcab Banyumas dalam meraih predikat sebagai kwarcab
tergiat se-Jateng, tidak lepas dari peranan para pembina dalam
memberikan pendampingan terhadap peserta didik.
''Sudah ke-25 kali, Banyumas dinyatakan sebagai Kwarcab tergiat di Jateng,'' imbuh dia. (Budi S)
[sumber berita: http://www.suaramerdeka.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar