Pada arena balap mobil, sebuah mobil balap mampu melaju dengan kecepatan
(3x + 10) km/jam selama 0,5 jam. Berapakah kecepatannya jika jarak yang
ditempuh mobil tersebut 200 km?
A. BENTUK ALJABAR DAN UNSUR-UNSURNYA
Perhatikan ilustrasi berikut:
Banyak
boneka Rika 5 lebihnya dari boneka Desy. Jika banyak boneka Desy
dinyatakan dengan x maka banyak boneka Rika dinyatakan dengan x + 5.
Jika boneka Desy sebanyak 4 buah maka boneka Rika sebanyak 9 buah.
Bentuk seperti (x + 5) disebut bentuk aljabar.
Bentuk aljabar
adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat
huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Bentuk aljabar
dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Hal-hal yang tidak diketahui seperti banyaknya bahan bakar
minyak yang dibutuhkan sebuah bis dalam tiap minggu, jarak yang ditempuh
dalam waktu tertentu, atau banyaknya makanan ternak yang dibutuhkan
dalam 3 hari, dapat dicari dengan menggunakan aljabar.
Contoh
bentuk aljabar yang lain seperti 2x, –3p, 4y + 5, 2x2 – 3x + 7, (x +
1)(x – 5), dan –5x(x – 1)(2x + 3). Huruf-huruf x, p, dan y pada bentuk
aljabar tersebut disebut variabel. Selanjutnya, pada suatu bentuk
aljabar terdapat unsur-unsur aljabar, meliputi variabel, konstanta,
faktor, suku sejenis, dan suku tak sejenis.
Agar kalian lebih jelas mengenai unsur-unsur pada bentuk aljabar, pelajarilah uraian berikut:
1. Variabel, Konstanta, dan Faktor
Perhatikan
bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Pada bentuk aljabar tersebut,
huruf x dan y disebut variabel. Variabel adalah lambang pengganti suatu
bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut
juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c,
..., z.
Adapun bilangan 9 pada bentuk aljabar di atas disebut
konstanta. Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa
bilangan dan tidak memuat variabel. Jika suatu bilangan a dapat diubah
menjadi a = p X q dengan a, p, q bilangan bulat, maka p dan q disebut
faktor-faktor dari a.
Pada bentuk aljabar di atas, 5x dapat
diuraikan sebagai 5x = 5 X x atau 5x = 1 X 5x. Jadi, faktor-faktor dari
5x adalah 1, 5, x, dan 5x. Adapun yang dimaksud koefisien adalah faktor
konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar. Perhatikan koefisien
masing-masing suku pada bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Koefisien
pada suku 5x adalah 5, pada suku 3y adalah 3, pada suku 8x adalah 8, dan
pada suku –6y adalah –6.
2. Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis
a)
Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk
aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.
Suku-suku
sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari
masing-masing variabel yang sama. Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan
4y, ...
Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan
pangkat dari masing-masing variabel yang tidak sama. Contoh: 2x dan
–3x2, –y dan –x3, 5x dan –2y, ...
b) Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih. Contoh: 3x, 2a2, –4xy, ...
c) Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x + 3, a2 – 4, 3x2 – 4x, ...
d) Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x2 – x + 1, 3x + y – xy, ...
Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku banyak.
B. OPERASI HITUNG PADA BENTUK ALJABAR
1. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Pada
bentuk aljabar, operasi penjumlahan dan pengurangan hanya dapat
dilakukan pada suku-suku yang sejenis. Jumlahkan atau kurangkan
koefisien pada suku-suku yang sejenis.
2. Perkalian
Perlu
kalian ingat kembali bahwa pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat
distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu a X (b + c) = (a X b) +
(a X c) dan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan, yaitu a X
(b – c) = (a X b) – (a X c), untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c.
Sifat ini juga berlaku pada perkalian bentuk aljabar.
3. Perpangkatan
Coba
kalian ingat kembali operasi perpangkatan pada bilangan bulat. Operasi
perpangkatan diartikan sebagai perkalian berulang dengan bilangan yang
sama. Hal ini juga berlaku pada perpangkatan bentuk aljabar. Pada
perpangkatan bentuk aljabar suku dua, koefisien tiap suku ditentukan
menurut segitiga Pascal. Misalkan kita akan menentukan pola koefisien
pada penjabaran bentuk aljabar suku dua (a + b)n, dengan n bilangan
asli.
Perhatikan uraian berikut:
Pada
segitiga Pascal tersebut, bilangan yang berada di bawahnya diperoleh
dari penjumlahan bilangan yang berdekatan yang berada di atasnya.
4. Pembagian
Hasil
bagi dua bentuk aljabar dapat kalian peroleh dengan menentukan terlebih
dahulu faktor sekutu masing-masing bentuk aljabar tersebut, kemudian
melakukan pembagian pada pembilang dan penyebutnya.
5. Substitusi pada Bentuk Aljabar
Nilai
suatu bentuk aljabar dapat ditentukan dengan cara menyubstitusikan
sebarang bilangan pada variabel-variabel bentuk aljabar tersebut.
6. Menentukan KPK dan FPB Bentuk Aljabar
Coba
kalian ingat kembali cara menentukan KPK dan FPB dari dua atau lebih
bilangan bulat. Hal itu juga berlaku pada bentuk aljabar. Untuk
menentukan KPK dan FPB dari bentuk aljabar dapat dilakukan dengan
menyatakan bentuk-bentuk aljabar tersebut menjadi perkalian
faktor-faktor primanya. Perhatikan contoh berikut:
C. PECAHAN BENTUK ALJABAR
Di
bagian depan kalian telah mempelajari mengenai bentuk aljabar beserta
operasi hitungnya. Pada bagian ini kalian akan mempelajari tentang
pecahan bentuk aljabar, yaitu pecahan yang pembilang, atau penyebut,
atau kedua-duanya memuat bentuk aljabar.
1. Menyederhanakan Pecahan Bentuk Aljabar
Suatu
pecahan bentuk aljabar dikatakan paling sederhana apabila pembilang dan
penyebutnya tidak mempunyai faktor persekutuan kecuali 1, dan
penyebutnya tidak sama dengan nol. Untuk menyederhanakan pecahan bentuk
aljabar dapat dilakukan dengan cara membagi pembilang dan penyebut
pecahan tersebut dengan FPB dari keduanya.
2. Operasi Hitung Pecahan Aljabar dengan Penyebut Suku Tunggal
a. Penjumlahan dan pengurangan
Pada
bab sebelumnya, kalian telah mengetahui bahwa hasil operasi penjumlahan
dan pengurangan pada pecahan diperoleh dengan cara menyamakan
penyebutnya, kemudian menjumlahkan atau mengurangkan pembilangnya.
Kalian pasti juga masih ingat bahwa untuk menyamakan penyebut kedua
pecahan, tentukan KPK dari penyebut-penyebutnya. Dengan cara yang sama,
hal itu juga berlaku pada operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk
pecahan aljabar. Perhatikan contoh berikut:
b. Perkalian dan pembagian
Perkalian pecahan aljabar tidak jauh berbeda dengan perkalian bilangan pecahan. Perhatikan contoh berikut:
c. Perpangkatan pecahan bentuk aljabar
Operasi
perpangkatan merupakan perkalian berulang dengan bilangan yang sama.
Hal ini juga berlaku pada perpangkatan pecahan bentuk aljabar.
Perhatikan contoh berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar