Dipegangnya pemukul bedug sambil mengikuti irama
tabuhan. Nancy, asal Kenya, peserta International Scout Peace Camp 2013
(ISPC 2013), bergerak-gerak dengan kawan dari negara lainnya. Tertawa
riang mengiringinya. Ada tujuh bedug dari bonggol kayu kelapa berwarna
biru yang dipukul untuk memunculkan bunyi rampak di halaman peternakan
domba. Mereka diajari oleh pemuda Desa Juhut, Kecamatan Karang Tanjung,
Pandeglang, di lereng Gunung Karang. Udara sejuk sedikit mendung, baru
saja hujan, tanah becek, dan lahan sempit. Namun, mereka asyik
memainkan gerakan tari rampak bedug. Penonton yang terdiri atas peserta
lainnya, anak-anak kampung, dan para orang tua tertawa melihat gerakan
yang terasa masih belajar itu. Rabu, 27 Maret 2013, menjadi kenangan
bagi Nancy.
Itulah salah satu kegiatan di Subcamp Kampung Domba, begitu biasa disebut. Permaina itu dilakukan setelah sepagi mereka berkegiatan di tengah kampung. Ada yang mengolah talas menjadi camilan, melihat biogas dari kotoran domba, mencermati peternakan domba, menjelajah situs, dan memberikn pendidikan singkat ke anak-anak penduduk. Perdamaian ternyata tidak sebatas hanya diomongkan melainkan dilakukan dalam kegiatan nyata.
Pramuka penegak dari 30 negara asyik menikmati kehidupan alamiah di pedesaan sambil membawa pesan perdamaian. Tentu, kegiatan seperti itu perlu dilakukan dengan rutin agar dunia dalam warna damai. Saling canda, tukar bahasa, tukar suvenir, tukar pengalaman akan memberikan tambahan wawasan etersendiri baginya. Kelak, mereka menjadi pemimpin tentu, pengalaman itu akan diterapkan dalam kehidupan nyata yang penuh perdamaian. Mereka terbagi di tiga tempat, yakni Situ Babagan, desa wisata Betawi di jakarta Selatan; Gunung Padang Cianjur; dan Kampung Domba, Desa Juhut, Karang Tanjung, Pandeglang. Kegitan ISPC berada di Cibubur, pedesaan, Taman Mini, dan kembali lagi ke Cibubur.
Bunyi bedug bersahutan dengan pukulan yang berirama. Nancy, terus saja memukul bedug meskipun kawan lain sudah menghentikan pukulannya. Itu pertanda bahwa, Nancy, gadis Kenya yang menjadi peserta ISPC itu sangat senang denga tetabuhan bedug. “Well. I like this,” ujar Nancy denga rambut keriting lembut disanggul karet. Sumber: Kompasiana
Itulah salah satu kegiatan di Subcamp Kampung Domba, begitu biasa disebut. Permaina itu dilakukan setelah sepagi mereka berkegiatan di tengah kampung. Ada yang mengolah talas menjadi camilan, melihat biogas dari kotoran domba, mencermati peternakan domba, menjelajah situs, dan memberikn pendidikan singkat ke anak-anak penduduk. Perdamaian ternyata tidak sebatas hanya diomongkan melainkan dilakukan dalam kegiatan nyata.
Pramuka penegak dari 30 negara asyik menikmati kehidupan alamiah di pedesaan sambil membawa pesan perdamaian. Tentu, kegiatan seperti itu perlu dilakukan dengan rutin agar dunia dalam warna damai. Saling canda, tukar bahasa, tukar suvenir, tukar pengalaman akan memberikan tambahan wawasan etersendiri baginya. Kelak, mereka menjadi pemimpin tentu, pengalaman itu akan diterapkan dalam kehidupan nyata yang penuh perdamaian. Mereka terbagi di tiga tempat, yakni Situ Babagan, desa wisata Betawi di jakarta Selatan; Gunung Padang Cianjur; dan Kampung Domba, Desa Juhut, Karang Tanjung, Pandeglang. Kegitan ISPC berada di Cibubur, pedesaan, Taman Mini, dan kembali lagi ke Cibubur.
Bunyi bedug bersahutan dengan pukulan yang berirama. Nancy, terus saja memukul bedug meskipun kawan lain sudah menghentikan pukulannya. Itu pertanda bahwa, Nancy, gadis Kenya yang menjadi peserta ISPC itu sangat senang denga tetabuhan bedug. “Well. I like this,” ujar Nancy denga rambut keriting lembut disanggul karet. Sumber: Kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar