Kamis, 28 Februari 2013

Launching Galang the Scout, Novel Pertama Bertemakan Pramuka

Mungkin untuk beberapa anggota Pramuka, pengalaman saat Penggalang merupakan pengalaman yang sangat menarik untuk diceritakan, mulai dari dinamika regu sampai pengalaman menyenangkan dan menyedihkan yang dialami bersama-sama.
Itu pula yang terjadi pada Kak Agustina atau yang biasa dipanggil Kak Tina. Kak Tina yang merupakan alumni Gugusdepan Surabaya 610 ini menuangkan cerita saat masa Penggalangnya dulu ke dalam sebuah novel miliknya yang diberi judul “Galang the Scout”.

Pada tanggal 3 Agustus 2012 kemarin, bersamaan dengan berlangsungnya Jota-Joti Asia Pasific, Kak Tina resmi melaunching novel miliknya yang bernuansa Pramuka di selasar Kwartir Daerah Jawa Timur. Beliau mulai menulis saat bergabung dengan forum IIDN atau Ibu-Ibu Doyan Nulis, forum yang berisikan ibu-ibu dan remaja putri yang memilik kegemaran menulis. Kak Tina mengungkapkan bahwa proses pembuatan novel ini memakan waktu selama 6 tahun, dikarenakan Kak Tina sibuk sebagai guru dan pastinya seorang ibu rumah tangga. Acara launching sendiri pun dikemas secara sederhana namun tetap meriah karena kedatangan tamu undangan yang berasal dari beberapa adik Penggalang, teman-teman kak Tina di IIDN dan beberapa kakak T/D dari Gudep Perti Surabaya. Acara ini juga diisi dengan penampilan Kak Singgih Setyo Sayogo dan Kak Mifta Khoiriyah yang membacakan puisi sekaligus panelis novel serta penampilan suara indah dari kakak-kakak T/D yang hadir, tak lupa juga ada pembagian doorprice untuk para tamu.

Novel yang memiliki 27 sub cerita ini, menceritakan bagaimana kehidupan Pramuka Penggalang yang menyenangkan, persahabatan sampai bagaimana seorang Pramuka Penggalang mulai jatuh cinta. Novel ini memiliki nilai tersirat yang sangat banyak karena nilai-nilai Dasa Dharmapun ada di dalam novel sehingga novel ini sangat disarankan untuk dibaca khususnya oleh anggota Pramuka. Selain karena nilai-nilai yang tersirat di dalamnya, kita juga bisa bernostalgia akan masa-masa Penggalang yang penuh warna, kearogansian dan kesenangan. Kak Tina mengungkapkan pula bahwa novel yang beliau tulis sebagian besar adalah pengalaman pribadi Kak Tina sendiri selama menjadi Penggalang yang dulu sempat mengikuti Lomba Tingkat (LT).
Kak Tina berpesan semoga akan muncul lagi novel-novel tentang Pramuka yang mejeng di toko buku, jangan novel yang bertemakan tentang percintaan saja. Kak Tina yang seorang sarjana teknik saja bisa menulis pengalamannya secara menarik sehingga membuahkan sebuah novel, maka tentunya kita juga dapat melakukan hal yang sama seperti Kak Tina.

Novel mungkin sesuatu yang baru dirilis di dunia Pramuka dan mungkin merupakan awal rebranding Pramuka yang sedang digembar-gemborkan pada saat ini. Semoga bukan hanya novel saja yang lahir tapi juga ide-ide lain yang bisa membuat pramuka lebih apik lagi dan tidak terkesan kuno.
Pramuka Jatim Bisa!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar